REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketua Umum Asosiasi Ma’had Aly se-Indonesia (AMALI), KH Abdul Djalal menyampaikan pernyataan sikap dan rekomendasi AMALI untuk memasuki tatanan normal baru atau new normal. Menurut dia, pesantren harus menyikapi new normal dengan cara pandang, pola pikir, dan perilaku sesuai dengan tradisi pesantren.
Karena itu, menurut dia, AMALI memandang sangat perlu untuk merumuskan pemaknaan New Normal ala pesantren. Dalam menyikapi new normal, menurut dia, pesantren dan Ma'had Aly perlu melakukan evaluasi agar bisa menjalani pola hidup sehat yang lebih sesuai dengan ajaran Rasulullah Saw.
"Dalam memghadapi new normal, Pesantren dan Ma’had Aly yang ada di dalamnya, perlu melakukan evaluasi terhadap pola hidup sehat yang selama ini dijalani untuk menemukan polah hidup baru yang lebih sesuai dengan ajaran Nabi Muhammad sebagai bentuk pengamalan sabda Nadi Jaddiduu Imanakum (perbaharuilah iman kalian)," ujar Kiai Djalal dalam keterangan tertulis yang dikirimkan kepada Republika.co.id, Jumat (12/6).
"Dengan demikian, pesantren dan Ma’had Aly yang ada di dalamnya diharapkan bisa menjadi role model bagi yang lain," lanjutnya.
Selain itu, menurut Kiai Djalal, dalam menghadapi new normal pesantren dan Ma’had Aly yang akan segera mengembalikan santri ke pesantren juga perlu untuk mengikuti protokol kesehatan secara ketat dan terukur, serta menyemarakkan bacaan doa dan wirid-wirid yang telah menjadi tradisi pesantren.
"Dengan demikian, pesantren dan Ma’had Aly tidak menjadi klaster baru dalam penyebaran Covid-19, justru diharapkan bisa menjadi lembaga pendidikan yang tangguh terhadap berbagai jenis wabah dan sekaligus menjadi teladan serta agen kesehatan masyarakat," kata Kiai Djalal.
Dia mengatakan, AMALI juga memandang perlunya membangung sinergi antara pesantren Ma’had Aly dan asosiasi pesantren untuk menyambut kembalinya santri ke pesantren, seperti menyiapkan sarana-prasarana
kesehatan, SDM kesehatan, maupun sarana-prasarana dan SDM yang lain yang mendukung terlaksananya aktivitas pesantren di era new normal.
"AMALI mendorong pemerintah agar menunjukkan keberpihakannya kepada pesantren dan Ma’had Aly yang ada di dalamnya, dalam pemenuhan kebutuhan pesantren dan Ma’had Aly pada semua dimensinya, terutama kebutuhan kesehatan, pendidikan, tempat tinggal atau asrama santri dan warga pesantren," jelasnya.
Sebagai informasi, Ma'had Aly merupakan pendidikan tinggi, kelanjutan dari pendidikan yang diselenggarakan di pesantren. Santri yang menempuh pendidikan di Ma'had biasanya dipanggil Mahasantri. Sedangkan AMALI sendiri adalah asosiasi yang beranggotan 46 lembaga Ma'had Aly di seluruh Indonesia.