REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Santri Pondok Pesantren Nurul Yatama Mulia Hati Insani (MHI) Warunggunung, Kabupaten Lebak, Banten memanen padi seluas 1,5 hektare dengan produktivitas empat ton gabah kering panen (GKP).
"Pengembangan budi daya tanaman itu merupakan proses pembelajaran bagi santri untuk mendukung swasembada pangan," kata pimpinan Ponpes Nurul Yatama Mulia Hati Insani (MHI) Warunggunung, Kabupaten Lebak, Acep Mukti, Rabu (10/6).
Pengembangan budi daya tanaman tersebut sudah berlangsung sejak 2015, dan hingga kini para santri terpenuhi kebutuhan makan sehari-hari dari hasil pertanian pangan. Produksi pangan dari seluas 1,5 hektare dengan produktivitas empat ton GKP, dan jika dikonversikan beras bisa mencapai 3,5 ton setara beras.
Selama ini, para santri yang tinggal di ponpes tersebut sebanyak 1.200 orang dan terpenuhi kebutuhan pangan tersebut. Santri juga menerima pendidikan SMP/SMK dan kebanyakan dari keluarga miskin, juga digratiskan tanpa dipungut biaya sepersen pun.
"Semua santri yang belajar di sini secara gratis dan ditanggung biaya oleh pemilik yayasan yang juga mantan bupati Mulyadi Jayabaya," katanya.
Menurut dia, pengembangan tanaman pangan itu untuk mempersiapkan ke depan agar keberadaan santri memiliki kompetensi di bidang pertanian, selain pendidikan agama Islam juga teknologi jaringan. Selama ini, lulusan santri Ponpes Nurul Yatama Mulia Hati Insani (MHI) membantu masyarakat.
Mereka telah menyiapkan keterampilan guna membantu peningkatan kesejahteraan masyarakat, termasuk usaha sektor pertanian. Apalagi, kebanyakan warga Kabupaten Lebak membudidayakan padi sawah dan mampu mewujudkan lumbung pangan.
"Kami mengembangkan pertanian padi sawah juga dipandu oleh tenaga penyuluh pertanian lapangan (PPL) guna meningkatkan produktivitas pangan," katanya.
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Lebak Rahmat Yuniar mengapresiasi produktivitas pangan hasil pertanian padi sawah yang dikembangkan santri MHI Warunggunung mampu mewujudkan ketahanan pangan. Bahkan, produksi padi itu bisa memenuhi kebutuhan pangan para santri untuk konsumsi sehari-hari.
"Kami mendorong santri terus melakukan gerakan percepatan tanam pada akhir Juni 2020, sehubungan curah hujan cenderung meningkat," katanya.