Rabu 10 Jun 2020 21:27 WIB

Ponpes Nurul Jadid Probolinggo Siapkan Protokol Kesehatan

Protokol kesehatan santri harus dijalani mulai dari rumah.

Ponpes Nurul Jadid Probolinggo Siapkan Protokol Kesehatan (Ilustrasi).
Foto: ANTARA /Aloysius Jarot Nugroho
Ponpes Nurul Jadid Probolinggo Siapkan Protokol Kesehatan (Ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID,PROBOLINGGO -- Pondok Pesantren Nurul Jadid Paiton di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur tengah mempersiapkan diri untuk menerapkan protokol kesehatan saat menerima kembalinya para santri setelah libur Ramadhan dan Idul Fitri 1441 Hijriah.

Sebagai langkah awal, semua pengurus pesantren, wali asuh dan pembina kamar serta para santri patriot panji pelopor yang terdiri dari mahasiswa Fakultas Kesehatan Universitas Nurul Jadid (Unuja) dan mahasantri Ma'had Aly mengawali untuk kembali ke pesantren mulai Rabu (10/6).

"Ada lima filter pengamanan yang telah disiapkan dalam rangka menerima kembalinya para pengurus pesantren dan santri sebelum memasuki areal pesantren untuk memastikan bahwa mereka dalam keadaan sehat," kata Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Jadid K.H. Abd Hamid Wahid di Kabupaten Probolinggo.

Ia menjelaskan lima penapis tersebut, yakni menyerahkan surat keterangan sehat, 14 hari sebelumnya melakukan karantina mandiri di rumah, menjalani tes cepat yang dilaksanakan pesantren, menjalani karantina 14 hari pertama di pesantren dan kemudian karantina total pada seluruh lingkungan pondok pesantren.

"Para pengurus dan santri pelopor yang telah kami didik secara khusus itu datang lebih awal, agar dapat menyiapkan segala protokol kesehatan, penataan lingkungan dan zona-zona khusus," tuturnya.

Dia menjelaskan hal tersebut akan disosialisasikan sejak awal kepada mereka untuk kemudian diterapkan kepada seluruh santri yang akan kembali, yang rencananya secara bertahap sejak 10 Juli hingga Agustus 2020.

Total seluruh pengurus dan santri patriot di Pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo 1.000 orang berasal dari berbagai daerah di Jawa Timur, sehingga rombongan tersebut dibagi menjadi dua gelombang, yakni 500 orang pada Rabu khusus untuk putri dan selebihnya pada Kamis (11/6), khusus untuk putra.

Ia menjelaskan sejumlah persyaratan harus dipenuhi dan beberapa protokol kesehatan pun harus mereka jalani mulai dari rumah, perjalanan sampai sebelum memasuki areal pesantren.

"Di antara persyaratan yang harus mereka penuhi selain membawa surat keterangan sehat dari puskesmas tempat asal, masing-masing harus membawa minimal 10 masker kain serta menyiapkan vitamin dan suplemen tubuh untuk satu bulan ke depan," ujarnya.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement