Rabu 10 Jun 2020 10:41 WIB

Hukum Sholat di Pesawat Saat Terbang

Ada dua pendapat soal sholat di pesawat saat terbang.

Hukum Sholat di Pesawat Saat Terbang. Foto: Para petugas haji Indonesia 2019 sedang melaksanakan sholat jamak berjamaah di dalam pesawat saat dalam penerbangan dari Jakarta ke Jeddah.
Foto: Muhammad Hafil / Republika
Hukum Sholat di Pesawat Saat Terbang. Foto: Para petugas haji Indonesia 2019 sedang melaksanakan sholat jamak berjamaah di dalam pesawat saat dalam penerbangan dari Jakarta ke Jeddah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ulama fiqih terbagi dalam dua mazhab saat menentukan hukum sholat di pesawat. 

1. Pendapat pertama mengatakan tidak sah sholat di pesawat yang sedang terbang dengan alasan:

Baca Juga

a. Sulit mendapatkan (tidak tersedia) air untuk awudlu  serta  debu  yang  tidak  memenuhi syarat untuk tayammum (صعيدا طيبا).

b. Sholatnya tidak menapak  bumi    karena pesawat terbang tidak menyentuh   bumi.  (استقرار في الأرضغير ).

Ulama yang berpendapat tidak sah sholat di pesawat adalah Imam Hanafi dan Imam Malik. Sebagai  solusinya,  Imam  Hanafi  berpendapat sholat yang luput dikerjakan selama seseorang berada di pesawat itu di-qada setelah dia sampai di darat. Seseorang   yang berpendapat seperti ini lalu sama sekali tidak melaksanakan sholat di pesawat  dianjurkan untuk berzikir.

Menurut Imam Maliki,  bagi seseorang yang tidak mendapatkan air dan debu kewajiban sholatnya gugur sama sekali. Dengan demikian ia tidak dituntut untuk melakukan qadha atas sholat yang ditinggalkan.

2. Pendapat  kedua  menyatakan sah  hukumnya jika    seseorang sholat ketika ia    sedang berada  dalam  pesawat yang  sedang  terbang dengan alasan:

a. Kewajiban sholat dibebankan sesuai dengan   ketentuan   waktu   dan   di   mana saja    berdasarkan Al-Qur’an  Surat An Nisa ayat 103: "Sungguh, sholat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya  atas  orang-orang yang  beriman.

Kemudian hadits yang berbunyi, dari  Aisyah  ra.,  bahwa  dia  meminjam  kepada  Asma’ ra sebuah   kalung, lalu kalung itu rusak (hilang). Rasulullah   SAW memerintahkan   orang-orang   dari para   sahabat   beliau  untuk mencarinya. Kemudian waktu  sholat  tiba  dan akhirnya  mereka  sholat  tanpa berwudhu.  (HR Bukhari dari ‘Aisyah RA).

b)kewajiban sholat sesuai kemampuan. Ulama  yang  mengatakan sah sholat  seseorang dengan  kedua  alasan  tersebut  adalah  Imam  Ahmad dan  Imam  Syafi’i,  walaupun  Imam  Syafi’i  mewajibkan i’adah   sholat   (mengulang sholat)   setiba orang itu di darat.

Menurut  Imam  Syafii,  sholat  seseorang  di kendaraan  hanya  untuk  menghormati  waktu  sholat (lihurmatilwaqti).  Mengulang  sholat  yang  dianjurkan Imam Syafi’i dilakukan sebagai berikut:

a. Ia segera sholat lagi setibanya di tempat tujuan.

b. Ia melakukan   sholat   seperti   biasa   dengan gerakan   sholat   sempurna   (kāmilah) bukan isyarat (ima’ah).

Jika hendak  melakukan  sholat di pesawat terbang,  seorang  jemaah  haji  hendaknya  melakukan hal-hal berikut ini:

1. Tetap  duduk  di  kursi  pesawat  dengan  posisi kaki  menjulur  ke  lantai  pesawat  atau  dengan melipat  kedua  kaki  dalam  posisi  miring  atau tawaruk (duduk tahiyat).

2. Menjadikan arah terbang pesawat ke mana saja sebagai arah kiblat.

3. Melaksanakan  seluruh  gerakan  rukun  sholat semampu dia lakukan dengan ima’ah (isyarat).

Sumber: Tuntunan Manasik Haji dan Umrah 2020 Kemenag / Kemenag.go.id

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement