REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Sebuah kebahagiaan menyapa keluarga Laznas BMH dengan suksesnya program ketahanan pangan santri, Rabu (20/5). Ini merupakan panen pertama sejak diluncurkannya program ketahanan pangan dalam bentuk padi di sawah seluas 1 hektar di Pebayuran Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
"Alhamdulillah, dimulai Januari 2020, proses awal, hingga kemudian dilanjutkan menanam dan merawat, Rabu (20/5), tepat pada 27 Ramadhan 1441 H, padi yang ditanam telah masuk masa panen," terang Koordinator Program Ketahanan Pangan BMH di Bekasi, Ustadz Ahmad Furqon dalam rilis yang diterima Republika.co.id.
Diperkirakan, panen perdana ini akan menghasilkan gabah kering sebanyak 6 hingga 7 ton.
"Kalau dalam bentuk beras, kemungkinan bisa 4 ton. Dan, itu berarti bisa menjamin ketersediaan pangan santri di Pesantren Tahfizh Hidayatullah Bekasi selama empat bulan ke depan," imbuhnya.
Sementara itu, Chief Program Officer, Firman ZA menjelaskan bahwa panen berkah perdana di bulan Ramadhan ini menandakan betapa dana zakat dan infak yang dikelola dengan baik dan profesional dapat melahirkan sebuah gerakan ketahanan pangan bagi pesantren.
"Program ini adalah wujud dedikasi umat Islam melalui BMH. Dan, panen berkah pada Ramadhan 1441 H ini sekaligus membuktikan bahwa pengelolaan dengan baik dan terprogram akan menjadikan dana zakat, infak, dan sedekah melahirkan sebuah manfaat besar dan tentu saja mendukung gerakan ekonomi dalam hal ini ketahanan pangan bagi santri," ucapnya.
Program ketahanan pangan BMH secara nasional telah berjalan di beberapa tempat. "Yang dalam bentuk sawah dan menanam padi ada di Bekasi, Kediri, dan Merauke. Insya Allah akan terus kita perluas agar dapat menghadirkan manfaat yang kian besar bagi santri, bahkan masyarakat secara keseluruhan," tutup Firman.