REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat ini, makin marak orang atau kelompok yang percaya lewat pandemi virus Covid-19, ada upaya pemerintah semakin mengecilkan dan menyudutkan umat Islam.
Mereka memakai alasan imbauan larangan ibadah seperti jumatan, tarawih atau bahkan sholat ied, juga larangan mudik sebagai bentuk menyudutkan umat Islam.
Ketua Umum DPP Ikatan Pesantren Indonesia (IPI), KH. Zaini Ahmad mengimbau, masyarakat jangan sampai terhasut ajakan kelompok ini untuk tidak taat dengan pemerintah.
"Hasutan-hasutan semacam ini banyak di media sosial, maupun secara langsung di masyarakat. Hasilnya, ada yang tetap mengadakan kegiatan keagaaman secara berjamaah," ujar Zaini Ahmad dalam keterangannya yang didapat Republika, Rabu (13/5).
Zaini Ahmad mengingatkan, yang dilarang oleh pemerintah bukanlah ibadahnya. Pemerintah melarang masyarakat berkumpul atau berkerumun, yang bisa menyebabkan orang tertular atau menulari virus Covid-19.
Ia lantas meminta masyarakat tidak terpengaruh dengan hasutan kelompok apapun, yang mengatasnamakan agama. Terlebih mereka yang ingin mengadu domba masyarakat dengan pemerintah.
Selain waspada akan pandemi global Covid-19, ia menyebut masyarakat juga harus waspada akan ajaran radikal yang terus berusaha mencari celah. Salah satunya mendompleng isu Covid-19 ini.
"Mereka gencar membuat masyarakat tidak percaya pemerintah. Padahal tujuan mereka sengaja memecah belah umat atau masyarakat agar bisa mencapai tujuan keolompok mereka sendiri," kata Zaini Ahmad.
Pancasila disebut merupakan ideologi final bagi masyarakat Indonesia dalam berbangsa dan negara. Oleh karena itu, ia mengajak masyarakat Indonesia khususnya umat Muslim sebagai elemen penting dari negara, bersama-sama melawan faham yang melenceng dari ajaran Pancasila.