Ahad 10 May 2020 22:56 WIB

Dhuafa Tunisia Nikmati Voucer Belanja di Bank Makanan

Voucer belanja diberikan LSM swasta Tunisia untuk bantu dhuafa.

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Nashih Nashrullah
Voucer belanja diberikan LSM swasta Tunisia untuk bantu dhuafa. Bendera Tunisia
Voucer belanja diberikan LSM swasta Tunisia untuk bantu dhuafa. Bendera Tunisia

REPUBLIKA.CO.ID, TUNIS – Sebuah LSM Tunisia mendirikan sebuah bank makanan yang memberikan bantuan melalui pesan singkat kepada sekitar 300 keluarga yang membutuhkan terutama terdampak Covid-19.

Inisiatif, yang telah lama dibuat, akhirnya diluncurkan pada akhir April bertepatan dengan dimulainya bulan suci Ramadhan. Program ini menargetkan keluarga yang kehilangan pekerjaan karena lokdodwn oleh pemerintah Tunisia untuk menahan penyebaran virus. 

Baca Juga

Messaouda Raouafi, salah satunya. Seorang wanita pembersih yang dipaksa untuk tinggal di dalam rumah.

"Karena Ramadhan dan karantina, saya tidak bisa lagi bekerja. Saya tidak bisa membersihkan rumah dan mendapatkan uang untuk memberi makan tujuh anak saya," kata pria 49 tahun ini dilansir di arabnews, Ahad (10/5).  

Keluarganya termasuk di antara 300 yang dipilih oleh kementerian urusan wanita dan memberi sinyal kepada LSM yang dikenal sebagai "Banque Alimentaire Durable" atau Bank Makanan Berkelanjutan.  

Di bawah inisiatif ini, Raouafi menerima kode melalui pesan teks yang memungkinkannya untuk menghabiskan 40 hingga 60 dinar Tunisia (sekitar 21 hingga 32 dolar AS) setiap pekan di toko bahan makanan khusus.

Dengan uang itu, Raouafi dapat membeli bahan makanan pokok seperti minyak, susu, kopi dan tepung.

Farah, yang mengelola toko kelontong di distrik kelas pekerja Kram, termasuk di antara mereka yang mendaftar untuk ikut serta dalam proyek tersebut.

"Uang itu dikirim kepada kami sebelumnya, dengan cara itu konsumen dapat membeli apa yang mereka inginkan dengan dana yang dialokasikan untuk mereka," katanya.

Farah mengatakan ini bekerja jauh lebih baik daripada memungkinkan pelanggan untuk membeli secara kredit, sebuah sistem yang mengambil korban pada keuangannya sendiri.

“Di daerah kami ada banyak keluarga miskin dan pengangguran,” katanya, menjelaskan mengapa ia memutuskan untuk menerima inisiatif ini.

Seorang anggota LSM, Aisha Zakraoui, mengatakan dia berharap inisiatif ini akan tumbuh untuk menjangkau keluarga yang lebih membutuhkan di Tunisia. 

LSM ini juga bertujuan membantu keluarga menjadi lebih mandiri melalui pelatihan keterampilan seperti menanam sayuran sendiri atau membuat roti untuk dijual.

“Tujuan kami adalah memberikan bantuan makanan kepada orang-orang yang membutuhkan dan sebagai gantinya mereka setuju untuk mengambil bagian dalam inisiatif yang bertujuan menguatkan mereka secara sosial dan profesional,” kata Zakraoui.

Bahkan sebelum wabah virus, Tunisia telah berjuang dengan kesulitan ekonomi dan sosial yang telah memburuk sejak negara itu di-lockdown pada Maret untuk memerangi pandemi. Pemerintah memperkirakan bahwa dua juta dari 11,5 juta penduduk Tunisia membutuhkan bantuan keuangan selama masa itu.

Pada Maret dan April, pemerintah memberikan 200 dinar darurat kepada keluarga rentan. Tunisia, yang secara resmi mendeklarasikan 1.000 kasus virus corona baru termasuk 45 kematian, mulai mengurangi pengunciannya pada 4 Mei 2020.

Pada awal langkah-langkah penahanan, beberapa ratus warga Tunisia telah berdemonstrasi di distrik kelas pekerja di ibukota menuntut dukungan dan protes pemerintah.n Ratna Ajeng Tejomukti

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement