REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Direktur Sekolah Kajian Strategik dan Global Universitas Indonesia (SKSG UI) yang juga dosen Universitas Indonesia (UI), Abdul Muta’ali menulis buku berjudul “Fiqh Covid-19: Fleksibilitas Ibadah dan Sosial Saat Pandemi Corona Berdasarkan Quran Sunnah dan Analisis Semantik Pragmatik". Buku yang baru diluncurka ini membedah sepuluh hal berkenaan ibadah umat Islam di tengah pandemi Covid-19 yang melanda dunia.
Abdul Muta’ali menulis buku ini berdasarkan hasil bacaan dan sumber penelitian serta telaah mendalam terhadap Alqur’an dan As-Sunnah. Karyanya yang kesembilan ini memaparkan sepuluh masalah yang dihadapi umat muslim di tengah pandemi Covid-19.
Pembahasan dalam buku ini diantaranya, Work from Home (WFH) dan sedekah, mudik atau pulang kampung, takbir keliling, penolakan pemakaman jenazah Covid-19, resepsi pernikahan, hukum meninggalkan tiga kali shalat Jumat berturut-turut, hukum merenggangkan shaf shalat, utamanya shalat di rumah, dan pelaksanaan shalat terawih.
Ketua Departemen Linguistik Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI, Totok Suhardijanto mendukung penerbitan buku ini. Menurut dia, buku layak diterbitakan karena bermanfaat bagi umat Islam yang akan menjalankan ibadah di bulan puasa Ramadhan.
"Buku ini sebagai berkah bagi masyarakat, khususnya umat Islam," ujarnya dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Kamis (7/5).
Hal senada juga disampaikan wartawan senior Totok Suryanto. Menurut dia, ikhtiar Abdul Muta’ali melalui bukunya ini ibarat pucuk dicinta ulam pun tiba. "Masyarakat yang mayoritas panik, membutuhkan pegangan. Buku ini setidaknya menjawab kebutuhan itu," katanya.
Sementara itu, Wakil Rektor UI bidang Riset dan Inovasi Prof. Abdul Haris meuturkan, buku ini dapat menjadi pencerah bagi para pencari ilmu mengenai Islam di tengah masyarakat yang mayoritas dalam tahapannya masing-masing masih belajar mengenai Islam.
Menurut dia, aktivitas-aktivitas peribadatan dan cara masyarakat bersosial yang umum dilaksanakan tentunya memerlukan penyesuaian dalam mencegah penyebarluasan penyakit yang sedang menjadi pandemi ini.
"Semoga dengan pemahaman dari buku masyarakat dapat menjalankan ibadahnya dengan lebih tenang walaupun terdapat hal-hal yang menjadi terbatas dan dapat kembali menjalankan kaidah peribadahan dan bersosialisasi secara umum setelah pandemi berlalu," jelasnya.