REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia disarankan membangun aliansi negara-negara Islam dan negara-negara berkembang untuk mengatasi berbagai permasalahan yang ada di dunia. Hal ini disampaikan Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Muhyiddin Junaidi saat acara MUI Dakwah Online bertema "Pandemi Covid-19 dan Konspirasi Dunia Internasional", Kamis (7/5).
KH Muhyiddin membahas persaingan antara China dan Amerika Serikat (AS) serta rekayasa virus atau senjata biologi. Dia mengatakan Indonesia adalah negara berkembang yang dulunya berkiblat ke Barat. Apakah Indonesia sekarang akan berkiblat ke China. Menurutnya Indonesia sekarang jangan berkiblat ke Barat ataupun China.
"Kalau menurut saya kita harus berada di tengah, kita harus membangun aliansi negara-negara Islam dan negara-negara berkembang," kata KH Muhyiddin.
Ia berpandangan, kalau China dan Amerika Serikat (AS) mau berperang silakan saja perang dagang, perang urat saraf atau perang apa pun. Tapi Indonesia jangan ikut-ikutan, sebab Indonesia harus berada di tengah karena bangsa ini memiliki moral.
ia juga mengingatkan para ulama dan cendekiawan Indonesia jangan mudah diadu domba dan mengikuti keinginan pihak asing yang ingin memanfaatkan kekayaan Indonesia. Indonesia harus independen.
Terkait virus corona atau Covid-19, KH Muhyiddin meyakini itu adalah makhluk Allah, tapi para pakar dari Jepang, Rusia dan negara-negara maju lain melihat ada keanehan virus ini karena Covid-19 terus mengalami perubahan.
"Dari Wuhan (di China) virus ini setelah sampai ke AS berubah, (virus ini) pergi ke Eropa dan Asia melakukan perubahan lagi. Mengapa itu sampai terjadi," ujarnya.
Ia menjelaskan, ada pakar virus yang mengatakan Covid-19 bukan sembarangan penyakit. Virus ini hasil rekayasa para ahli yang sudah memperhitungkan suhu udara dan perilaku manusia di berbagai wilayah.
Ia menerangkan, seorang ahli virus dari Rusia mengatakan hanya orang gila yang menambah kekuatan virus corona yang awalnya biasa saja menjadi super biasa. Meski itu hanya sebuah pernyataan, tapi keluar dari seorang ahli.