Selasa 05 May 2020 18:13 WIB

DMI Inisiasi Dapur Umat untuk Bantu Warga Terdampak Covid-19

Dapur Umat DMI telah membagikan ratusan paket makanan ke warga.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Nashih Nashrullah
Dapur Umat DMI telah membagikan ratusan paket makanan ke warga. Logo DMI
Foto: dmi.or.id
Dapur Umat DMI telah membagikan ratusan paket makanan ke warga. Logo DMI

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Penyebaran wabah Covid-19 di Indonesia melumpuhkan beberapa aspek ekonomi masyarakat. Masyarakat dengan penghasilan harian menjadi yang paling terpukul dengan adanya kebijakan untuk menghambat sebaran pandemi ini.

Untuk membantu sesama umat yang terdampak, beberapa anggota pemuda remaja masjid Dewan Masjid Indonesia (DMI) berinisiatif membuat dapur umum. 

Baca Juga

Awalnya, kegiatan ini berjalan di luar organisasi DMI dan  bekerja sama dengan beberapa kompleks perumahan. "Tapi karena mereka juga pengurus di organisasi kepemudaannya DMI, Perhimpunan Remaja Masjid (PRIMA), akhirnya saya minta mereka juga membuat di JIC. Dapur umat pertama dibuka di JIC, yang juga merupakan DMI DKI Jakarta," kata Ketua Dep Pemuda Dewan Masjid Indonesia (DMI), Arief Rosyid, saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (5/5). 

Atas arahan itu, empat organisasi pemuda remaja masjid yang berada di DMI pun mulai terlibat. Mereka adalah PRIMA, Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) Jakarta, Jaringan Pemuda Remaja Masjid Indonesia (JPRMI) DKI Jakarta, serta Indonesia Islamic Youth Economi Forum (ISYEF). Keempat organisasi ini dikerahkan dan segera berkumpul agar rencana bisa segera berjalan. 

Saat ini, kegiatan Dapur Umat sudah mulai bertambah. Ada beberapa titik yang membuat Dapur Umat di luar masjid. Arief menyebut, menurut informasi yang didapat, di beberapa daerah di luar Jakarta juga sudah berinisiatif melakukan hal yang sama. 

"Dari awal sebetulnya kegiatan ini tidak terpusat di masjid. Namun cara masyarakat dan umat untuk membantu sesama ini diadopsi dan diarahkan ke masjid," kata dia. 

Untuk porsi makanan yang bisa dihasilkan setiap hari, mengambil contoh di JIC, ia menyebut antara 250 hingga 500 porsi. Namun jumlah ini tidak pasti, bergantung pada sumbangan atau bantuan donatur.  

DMI di awal memberikan stimulus. Setelahnya, mereka membantu membuka komunikasi ke beberapa pihak, seperti BUMN atau lembaga instansi lain. Harapannya agar semua pihak dapat bahu-membahu untuk membantu umat.  

"Alhamdulillah respons masyarakat positif. Bantuan dari masyarakat maupun perusahaan terus berdatangan. Sama-sama semua ingin bergotong royong membantu," lanjut Arief.

Untuk tim yang memasak, Arief menyebut masih memberdayakan sumber daya sendiri alias dari empat organisasi pemuda masjid yang ada. Secara bergantian, mereka ditugasi untuk memasak makanan untuk umat ini.

Perihal keberlangsungan Dapur Umat, Arief menyebut kegiatan tersebut awalnya muncul karena keinginan untuk membantu sesama saat masa pandemi Covid-19. Kebetulan, momentumnya berdekatan dengan Ramadhan.  

Pihaknya pun akan selalu melihat perkembangan Covid-19 di Indonesia. Jika wabah ini masih berlanjut usai Ramadhan, bisa jadi inisiatif ini juga akan dilanjutkan.

Kehadiran Dapur Umat ditegaskan karena ada masalah di sekitar umat. Ketika terlihat ada umat yang terkena dampak Covid-19, para pemuda masjid ini mencari cara untuk memberikan bantuan. Salah satu cara yang bisa mereka lakukan adalah dengan membuka Dapur Umat.

Untuk pembagian makanan, ia menyebut tidak terpusat di dekat dapur umat berada. Seperti Dapur Umat JIC, setiap harinya akan ada laporan atau permintaan bantuan makanan. Nantinya hasil masakan akan dibawa ke tempat tersebut.

"Selama ini terjadi koordinasi antar masjid. Masjid JIC menjadi salah satu yang sudah berjalan, dan alhamdulillah bisa membantu ke masjid-masjid yang lain," ujar Arief. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement