REPUBLIKA.CO.ID, MEERUT -- Sekelompok Muslim memberikan contoh keharmonisan terhadap sesama di daerah Gerbang Shahpeer, Meerut lama, India. Mereka melakukan prosesi pemakaman tetangga Hindu yang meninggal karena penyakit berkepanjangan, Selasa (28/4).
Penjaga pemondokan 'Kayasth Dharamshala' di area Gerbang Shahpeer, Ramesh Mathur, meninggal karena penyakit yang dideritanya sejak lama. Putra tertua Ramesh, Komal Mathur, terjebak di Delhi karena aturan karantina wilayah.
Mathur tinggal di pemondokan bersama putranya yang lain, Chandramouli Mathur. Kerabat Ramesh lainnya tidak bisa datang karena karantina wilayah. Saat itulah tetangganya yang beragama Muslim membantu mengambil alih prosesi pemakaman.
"Tidak ada kerabat Ramesh yang bisa datang karena dikunci. Putranya yang sulung terjebak di Delhi dan putranya yang lebih muda, Chandramouli, tidak dapat melaksanakan pengaturan pemakaman dan prosesi sendirian. Karena telah lama menjadi tetangga, kami memutuskan untuk membantu mengatur upacara terakhir," kata tetangga Ramesh, Hifazzur Rehman, dikutip di Hindustan Times, Kamis (30/4).
Para tetangga pertama-tama membantu putra almarhum mempersiapkan tandu jenazah. Kemudian mengambil bagian dalam prosesi pemakaman sambil menjaga jarak sosial.
Tetangga yang lain, Kriti Bhushan menyebut, mereka telah hidup dan saling membantu sejak bertahun-tahun yang lalu. Bahkan, nenek moyang mereka hidup di lokasi tersebut dengan persatuan dan harmoni sejak 100 tahun lalu.
"Laki-laki Muslim membawa jenazah seorang Hindu untuk kremasi dan memastikan bahwa upacara terakhir dilakukan sesuai tradisi Hindu," kata pendeta di tanah kremasi Surajkund, Ramesh Sharma.
Ini merupakan kali kedua umat Islam melakukan prosesi pemakaman seorang pria Hindu setelah kerabatnya gagal menemani di ritual terakhir.
Pada 28 Maret lalu, Ravi Shankar berusia 40 tahun meninggal karena kanker di koloni Anand Vihar di Bulandshahr. Umat Islam maju dan membantu keluarga dengan ritual terakhir.
Bahkan, mereka tidak hanya berpartisipasi dalam prosesi pemakaman tetapi juga meneriakkan 'Ram Naam Satya Hai' (nama Tuhan adalah abadi) sesuai dengan tradisi Hindu.