REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Penanganan Covid-19 Kelurahan Sukaraja, Kecamatan Cicendo yakni Dedi, secara simbolis menerima bantuan 80 paket sembako dari tim peduli Covid-19 Panti Yatim Indonesia (PYI) pada Sabtu, (25/4) jam 11.00 siang. Ini bertepatan dengan hari kedua pelaksanaan ibadah puasa pada Ramadhan di Posko Siaga Covid-19 yang berada tepat di samping kantor pelayanan donasi PYI Yatim dan Zakat Kelurahan Sukaraja, Kecamatan Cicendo Kota Bandung.
Pelaksanaan puasa di tahun ini memang dirasa berat jika dibandingkan dengan puasa yang biasa kita lakukan di tahun-tahun sebelumnya. Bagaimana tidak, virus corona yang semakin mewabah khususnya di kota Bandung membuat Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang sudah dimulai sejak 22 April hingga 5 Mei 2020 mendatang.
Hal itu membuat suasana spesial yang selalu dihadirkan di bulan Ramadhan seperti menunggu waktu berbuka dengan berburu takjil, mengikuti kegembiraan menjadi panitia sahur on the road, tarawih berjamaah dan mendengarkan ceramah di masjid tidak bisa kita rasakan lagi karena adanya PSBB.
Beruntungnya dalam peraturan Menteri Kesehatan nomor 9 tahun 2020 tentang Pedoman PSBB. Unit yang bertanggung jawab untuk mengelola panti asuhan, panti jompo, panti sosial dan lain sebagainya tetap diperbolehkan beroperasi dengan beberapa persyaratan.
Dalam kegiatan ini Dedi bersama RW setempat mengapresiasi kontribusi dari PYI Yatim dan Zakat dan mengatakan akan menyalurkan bantuan tersebut kepada masyarakat miskin dan masyarakat miskin baru atau kepada setiap kepala keluarga yang terdampak ekonominya oleh pandemi virus corona.
“Saya ketua penanganan Covid-19 di kelurahan Sukaraja Kecamatan Cicendo kota bandung mewakili tim dan warga Kecamatan Cicendo mengucapkan terima kasih kepada Panti Yatim Indonesia yang sudah ikut peduli dan membantu masyarakat yang ada di kelurahan Sukaraja karena di kelurahan Sukaraja ini banyak sekali warga yang membutuhkan (bantuan sembako),” katanya.
Dedi mengatakan bahwa pihaknya belum menerima bantuan sembako dari pihak Pemerintah. Padahal ia bersama timnya telah mengumpulkan banyak data masyarakat yang kurang mampu. “Kami sudah mengumpulkan data masyarakat yang kurang mampu hampir 600 kepala keluarga, tapi sampai saat ini belum ada bantuan sembako yang datang dari Pemerintah,” ujar Dedi.
Ketika tim bertanya kondisi warganya, ia menuturkan bahwa di Kelurahan Sukaraja sendiri belum ada warga yang positif terindikasi virus corona, namun begitu timnya tetap melakukan tindak pencegahan yang dianjurkan oleh Pemerintah.
Untuk mencegah menyebarnya virus corona, Dedi menerangkan pihaknya secara rutin menyemprot halaman depan rumah warga dengan cairan disinfektan guna membunuh kuman dan virus terutama virus corona yang dapat menyebabkan warganya jatuh sakit.
Untuk mencegah menyebarnya virus corona memang diperlukan banyak sekali upaya seperti menjaga kebersihan diri dan lingkungan, menjaga jarak ketika berkegiatan di luar rumah, membatasi diri untuk mengunjungi tempat yang ramai dipadati oleh banyak orang dan lain sebagainya.
Tetapi perlu kita ingat bahwa pembatasan yang dilakukan oleh diri sendiri maupun pemerintah guna mencegah penyebaran virus jangan sampai menjadikan kita membatasi diri untuk berbagi dengan sesama khususnya kepada mereka yang memang membutuhkan.
Karena di luar sana banyak sekali orang yang membutuhkan bantuan seperti tenaga medis yang sampai saat ini masih membutuhkan Alat Pelindung Diri (APD) ketika menangani pasien dan orang yang kehilangan pekerjaannya akibat imbas dari virus corona ini.
Diakhir kunjungan tim peduli Covid-19 Panti Yatim Indonesia, Dedi tak lupa mengucapkan rasa syukurnya atas kepedulian yang ditunjukan oleh tim kepada warganya mengingat kantor pelayanan donasi PYI Yatim dan Zakat berada dekat sekali dengan Posko siaga Kelurahan Sukaraja. Karena peduli dengan masyarakat sekitar merupakan langkah awal baik yang bisa dilakukan untuk menolong sesama.