REPUBLIKA.CO.ID,ISLAMABAD -- Banyak warga Muslim di Pakistan yang tetap ingin melaksanakan sholat Jumat di masjid, meski otoritas Pakistan telah membatasi jumlah jamaah sholat Jumat sebagai langkah pencegahan penyebaran Covid-19. Misalnya seperti yang terjadi di Masjid Haidari di Islamabad Pakistan pada Jumat (17/4) kemarin waktu setempat.
Warga Muslim tetap berdatangan ke masjid tersebut meski pintu masjid ditutup. Mereka tidak bisa masuk ke dalam sehingga memenuhi area luar masjid.
"Seperti yang Anda lihat, pemerintah telah menutup masjid," kata Mohammad Zubair, seorang karyawan berusia 28 tahun dikutip dari laman National Public Radio, Sabtu (18/4).
Pada akhir Maret lalu, otoritas berwenang di seluruh Pakistan memerintahkan pengurus masjid untuk membatasi jamaah sholat Jumat hanya lima orang. Aturan ini bagian dari larangan menggelar pertemuan umum dan ketentuan lockdown untuk mencegah penyebaran virus corona. Saat ini di Pakistan terdapat lebih dari 7.000 kasus yang dikonfirmasi dan lebih dari 135 orang telah meninggal.
Kendati demikian, warga Muslim di sana tetap berkeras untuk menunaikan sholat Jumat berjamaah di masjid. Pada Jumat 3 April lalu, pintu Masjid Haidari memang telah dikunci agar tampak tidak ada orang di dalam. Namun, beberapa warga Muslim menyelinap masuk melalui pintu samping yang tidak dikunci.
Pada Jumat 10 April, perlawanan keras menentang pembatasan jamaah shalat terjadi di Karachi. Seorang polisi wanita yang berupaya menghalangi jamaah masuk masjid, mengalami penganiayaan. Dalam sebuah video, petugas itu berteriak, "Mereka menyerang saya! Mereka mencoba membunuh saya! Mereka merusak kacamata saya!"
Kali ini, Jumat 17 Apil, jamaah yang ingin masuk Masjid Haidari di Islamabad memadati area luar masjid untuk tetap menunaikan sholat Jumat. Polisi militer dengan mobil jip terbukanya ikut turun tangan, tetapi tidak sampai menghentikan jalannya shalat.
Para jamaah mempertanyakan mengapa otoritas berwenang memerintahkan masjid-masjid untuk ditutup. Sementara pembatasan tempat-tempat lain seperti pasar dilonggarkan. "Orang-orang mengerumuni pasar-pasar, kantor-kantor pemerintah. Jadi virus corona hanya ada di masjid?," kata Zubair mengeluh.
Ulama-ulama Pakistan juga menentang pembatasan jamaah sholat. Sebagian besar bahkan membiarkan sholat terus berjalan hambatan, terutama di masjid-masjid terpencil, meski ada perintah untuk membatasi jamaah.
Terkadang penentangan itu ditunjukkan. Misalnya selama tiga pekan berturut-turut, di salah satu masjid di negara itu, ulama Maulana Abdul Aziz memerintahkan ratusan pria untuk sholat Jumat bersama. Polisi awalnya berusaha menghentikan Aziz tetapi memutuskan untuk mundur karena takut terjadi konflik dengan jamaah.
NAMA TOKOH