REPUBLIKA.CO.ID, PANDEGLANG -- Desa sebagai rantai utama pemasok dan penghasil bahan pangan atau distilahkan sebagai hilir perekonomian haruslah terjaga dan terlindungi dengan aman, karena bila desa lumpuh maka kota akan runtuh. Rata-rata bahan pangan dan bahan pokok lainnya dipasok dari kampung-kampung di pedesaan yang kemudian didistribusikan ke kota-kota besar.
Bila edukasi di desa tidak berjalan dengan baik maka upaya preventif terkait Covid-19 tidak berjalan dengan baik. Sehingga dampak yang ditimbulkan akan menyebabkan efek domino yang lebih besar ke berbagai lini. Seperti terputusnya rantai pasokan pangan, penyebaran Covid-19 yang makin tak terkendali, kriminalitas akibat kelaparan dan lain sebagainya.
Karena itu LAZ Harapan Dhuafa kemudian turun ke sejumlah desa, khususnya yang berada dalam cakupan wilayah Banten, seperti kabupaten Pandeglang yang menjadi salah satu kabupaten pemasok bahan pangan dan hasil bumi. (16/04)
LAZ Harapan Dhufa melakukan penguatan di desa agar bisa bertahan menghadapi pandemi Covid-19 melalui program Kampung Harapan Siaga Covid-19, distribusi APD ke beberapa titik lokasi puskesmas desa yang berada di wilayah Pandeglang serta edukasi dan pembuatan CTPS warga.
Indah Prihanande Direktur Utama LAZ Harapan Dhuafa menjelaskan perlunya kejelian dan teliti melihat berbagai situasi dan kondisi di saat seperti ini (pandemi). Termasuk belajar menganalisis dampak serta sebab akibat.
Salah satunya adalah dengan adanya gelombang balik para perantau yang terpaksa harus kembali ke desa atau kampung halaman akibat mereka dirumahkan atau bahkan terkena PHK. Kembalinya para perantau setidaknya ada potensi sebagai carrier (pembawa Covid-19) secara tidak sadar. "Walaupun kita memang tidak tahu secara pasti, tapi asas kehati-hatian dan waspada tentu harus tetap kita utamakan," katanya.
Maka dari itu betapa pentingnya memberikan edukasi serta informasi dan pemahaman yang tepat bagi para warga desa. Selain itu karena akses kesehatan utama yang bisa dijangkau masyarakat desa adalah Puskesmas. Maka Puskesmas menjadi titik perhatian utama, minimal mereka memiliki kelengkapan APD yang standar dan memadai. Bila kemudian ada warganya yang terindikasi reaktif Covid-19, mereka bisa melakukan pengamanan atau pelayanan pertama terhadap warga yang terindikasi Covid-19 tersebut. “LAZ Harapan Dhuafa berfokus kepada penguatan desa di masa pandemi Covid-19 ini, karena dalam pandangan analisis kami, desa memiliki peranan yang sangat penting," Tutur Indah.
Endang Mulyadi Kepala UPT Puskesmas Cigeulis-Pandenglang mengungkapkan rasa syukur dan terima kasih atas APD yang didistribusikan oleh LAZ Harapan Dhuafa dalam upaya penanggulangan menghadapi Covid-19, ia berharap dengan adanya APD yang memadai dan kelengkapan lain yang diperlukan untuk penanganan Covid-19 para staff perawat dan tim medis Puskesmas yang dipimpin olehnya bisa menjadi lebih aman saat memberikan layanan pertama terhadap pasien atau warga yang terindikasi Covid-19.
“Terima kasih sebesar-besarnya kepada LAZ Harapan Dhuafa atas bantuan APD yang telah didistribusikan dalam rangka penanggulangan Covid-19 ini, kami terkhusus para staff medis mudah-mudahan bisa lebih terjaga dan aman untuk memberikan pertolongan pertama kepada warga atau orang yang terindikasi Covid-19” kata Endang Mulyadi.
Hal senada juga disampaikan Muhamad Toha Kepala Desa Sudimanik, Kecamatan Cibaliung-Pandeglang, terutama dalam hal edukasi dan informasi kesehatan, seperti mengajarkan warga membuat CTPS, penyemprotan disinfektan serta pemahaman terkait Covid-19 melalui pembentukan Kampung Harapan Siaga-Covid-19, serta alternatif-alternatif untuk penguatan di bidang lain, seperti ketahanan pangan dan ekonomi yang sangat terasa dampaknya.