Rabu 15 Apr 2020 19:05 WIB

Masjid di Mumbai Bagikan Makanan untuk Pekerja Kasar   

Masjid di Mumbai Salurkan bantuan makanan untuk 800 penerima manfaat.

Rep: Zahrotul Oktaviani  / Red: Nashih Nashrullah
Masjid di Mumbai Salurkan bantuan makanan untuk 800 penerima manfaat. Ilustrasi masjid sediakan makanan.
Masjid di Mumbai Salurkan bantuan makanan untuk 800 penerima manfaat. Ilustrasi masjid sediakan makanan.

REPUBLIKA.CO.ID, MUMBAI— Sebuah masjid di daerah pinggiran Sakinaka, Mumbai, membagikan makanan secara gratis kepada sekitar 800 buruh yang kehilangan pekerjaan karena kebijakan karantina wilayah.

Masjid ini juga menyediakan ransum beras dan kacang-kacangan untuk orang-orang yang tinggal di sekitar daerah masjid, yakni di Jalan Khairani.

Baca Juga

"Seperti Covid-19, kelaparan juga merupakan permasalahan serius dan memengaruhi semua orang, tanpa memandang agama. Moto kami adalah tidak ada yang tidur dengan kondisi kelaparan," kata juru bicara Masjid Jama Ahle Hadis, Maulana Atif Sanabali dikutip di Times of India, Rabu (15/4).

Dia menambahkan bahwa saat makanan dimasak, pihaknya menerapkan cara yang higienis. Saat menyajikan makanan juga memperhatikan jarak sosial.

Akhir Maret, tepatnya tanggal 24 lalu, Perdana Menteri India Narendra Modi, menerapkan kebijakan karantina wilayah untuk menangani pandemi COVID-19. Aturan tersebut membuat pemerintah negara-negara bagian langsung menutup jalur perbatasan.  

Banyak transportasi umum berhenti beroperasi. Sementara di jalan-jalan, aparat keamanan bersiaga dan sigap menghentikan kendaraan pribadi yang melintas. Ribuan warga menyerbu toko bahan makanan dan kimia untuk membeli stok makanan beberapa jam setelah pengumuman. Akibatnya, stok makanan habis di pasaran.

Tampaknya kebijakan ini menyebabkan masalah baru dan menghadirkan kerusuhan besar. Dua hal yang paling disoroti adalah perihal kelaparan massal dan kematian orang-orang yang mencoba pulang ke kampungnya.

Perdana Menteri India lantas meminta maaf kepada warga, terutama masyarakat miskin, pada Ahad (29/3). Modi meminta maaf karena keputusan lockdown selama 21 hari yang ia keluarkan memakan korban manusia dan berdampak pada perekonomian.

Modi mengatakan warga miskin pasti menilai keputusannya merupakan hal yang membuat masalah baru. Namun, dia menjelaskan keputusan itu merupakan langkah yang harus diambil karena tidak ada pilihan lain.

"Pertama-tama saya ingin meminta maaf kepada semua warga negara saya. Langkah-langkah yang diambil sejauh ini akan memberi India kemenangan atas Covid-19," kata Modi dalam pidato nasional saat itu. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement