REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH -- Pemerintah Arab Saudi melarang kegiatan berkumpul di tengah masyarakat untuk mencegah penyebaran Covid-19 atau virus corona. Salah satunya adalah, membatasi kerumunan orang saat pemakaman.
Keputusan ini disebut sebagai tindakan pencegahan, sejalan dengan larangan berkumpul. Termasuk doa pemakaman yang dilakukan di pemakaman, tidak boleh melebihi lima hingga enam kerabat almarhum. Sisanya berdoa di rumah.
"Hal yang paling penting saat ini adalah menghindari berkumpulnya sejumlah besar orang di lokasi yang sama, untuk menghindari penyebaran virus," kata Menteri Urusan Islam, Dakwah, dan Bimbingan Arab Saudi, Abdul Latif Al-Sheikh dilansir dari The Cable, Selasa (14/4).
Selain itu, saat Ramadhan, bulan puasa bagi Muslim, diperkirakan akan dimulai pada 23 April. Dalam Islam, sholat Tarawih sangat penting dan bermanfaat selama bulan suci.
Tetapi Pemerintah Arab Saudi mengatakan, akan menangguhkan ibarah tarawih selama Ramadhan karena pandemi Covid-19. Penangguhan ini dilakukan di kota suci Madinah dan Makkah.
Menteri Abdul Latif Al-Sheikh mengatakan, sholat tarawih akan dilakukan di rumah untuk keselamatan kesehatan bersama. "Penangguhan sholat lima waktu di masjid lebih penting daripada penangguhan shalat Tarawih," katanya.
"Kami meminta kepada Allah SWT untuk menerima doa Tarawih apakah diadakan di masjid, atau di rumah, yang kami pikir lebih baik untuk kesehatan masyarakat. Kami meminta kepada Allah SWT untuk menerima doa dari kita semua dan melindungi umat manusia dari epidemi yang melanda seluruh dunia," lanjutnya.
Pada bulan Maret, pihak berwenang Arab Saudi mengatakan belum memutuskan apakah haji 2020 akan diadakan atau tidak. Arab Saudi saat ini memiliki 4.934 kasus Covid-19, dengan 65 kematian.