REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebagai kitab suci, Alquran diturunkan Allah kepada manusia atas dasar cinta. Sebab cinta-Nya, Dia menginginkan manusia menjalani kehidupan bermasyarakat dan beragama di atas hidayah dan tuntunan-Nya.
Dalam buku Tema Kontroversial Ulumul-Quran karya Nur Faizin dijelaskan, Alquran merupakan wujud konkret kasih sayang Allah SWT kepada manusia dan seluruh makhluk. Alquran memberikan petunjuk baik bagi individu-individu maupun kalangan yang bersifat sosial untuk melakukan kebaikan.
Allah SWT berfirman dalam Surah An-Nahl ayat 89 berbunyi: "Wa Nazzalna alaikal-kitaba thibyanan likulli syaiin wa hudan wa rahmatan wal-busyra lil-muslimin," yang artinya: "Dan Kami turunkan kepadamu Al-Kitab (Alquran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang berserah diri."
Karena diturunkan sebagai petunjuk, maka Alquran merupakan rahmat bagi umat manusia dalam bekal menjalani hidup. Alquran menjadi bekal serta tuntunan agar manusia dapat menjadi pribadi yang shalih secara individual maupun sosial. Hal ini tak lain merupakan bentuk kasih sayang Allah SWT.
Kesholehan individual maupun kesholehan sosial pada akhirnya akan mampu menciptakan peradaban yang sholeh pula. Peradaban yang sholeh ini merupakan harapan serta cita-cita mulia yang perlu diwujudkan. Sebab menurut Ibnu Khaldun, peradaban yang sholeh dengan orang-orang sholeh di dalamnya sebagai sumber 'cahaya' ilmu pengetahuan yang mencerahkan dan menentramkan.