Kamis 09 Apr 2020 09:45 WIB

Gaza Kehabisan Alat Diagnosa Covid-19

Puluhan sampel di Gaza menunggu uji coba Covid-19.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Ani Nursalikah
Gaza Kehabisan Alat Diagnosa Covid-19. Warga Palestina memproduksi pakaian pelindung di sebuah pabrik jahit kecil di Kota Gaza,  Senin (30/3). Beberapa pabrik pakaian di Jalur Gaza telah mengubah jalur produksinya untuk memproduksi peralatan pelindung seperti pakaian pelindung dan masker wajah medis untuk pasar Israel dan West Bank di tengah kekhawatiran tentang penyebaran pandemic penyakit COVID-19 yang disebabkan oleh SARS CoV-2 virus Corona
Foto: MOHAMMED SABER/EPA
Gaza Kehabisan Alat Diagnosa Covid-19. Warga Palestina memproduksi pakaian pelindung di sebuah pabrik jahit kecil di Kota Gaza, Senin (30/3). Beberapa pabrik pakaian di Jalur Gaza telah mengubah jalur produksinya untuk memproduksi peralatan pelindung seperti pakaian pelindung dan masker wajah medis untuk pasar Israel dan West Bank di tengah kekhawatiran tentang penyebaran pandemic penyakit COVID-19 yang disebabkan oleh SARS CoV-2 virus Corona

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Wilayah Jalur Gaza menghadapi kekurangan peralatan yang parah untuk mendiagnosis virus corona atau Covid-19. Hal ini disampaikan Kementerian Kesehatan Palestina pada Rabu (8/4) waktu setempat dilansir dari kantor berita Turki Anadolu Agency, Kamis (9/4).

Juru Bicara Kementerian Kesehatan Palestina Ashraf al-Qidra mengatakan, laboratorium pusat di Gaza telah menghentikan pengujian setelah kehabisan kit pendeteksi virus corona. Dia menambahkan, saat ini puluhan sampel masih menunggu untuk diperiksa.

Baca Juga

"Sebanyak 44 persen obat-obatan, 31 persen bahan habis pakai medis dan 65 persen persediaan laboratorium juga telah habis," kata  Ashraf yang menambahkan 1.018 pasien telah pulih dan dipulangkan dari rumah sakit.

Warga Palestina yang kembali ke Kota Gaza dari luar negeri ditahan di karantina selama 21 hari di sekolah, hotel dan pusat kesehatan. Perjuangan Gaza melawan pandemi virus corona telah dihancurkan oleh blokade 13 tahun Israel, yang telah menyebabkan kekurangan obat-obatan dan peralatan.

Blokade itu telah menghancurkan ekonomi daerah kantong pantai dan merampas dua juta penduduknya dari gerakan bebas masuk dan keluar dari Gaza, termasuk juga mencegah masuknya banyak fasilitas dasar. Kementerian Kesehatan Palestina pada Rabu (8/4) mengumumkan dua kasus virus corona baru, sehingga totalnya kini menjadi 263, termasuk 13 kasus infeksi di Jalur Gaza.

Kementerian Luar Negeri Palestina mengatakan dalam sebuah pernyataan total 500 warga Palestina yang tinggal di berbagai negara telah terinfeksi virus, sementara 23 warga negara Palestina yang tinggal di luar negeri telah meninggal karena pandemi. Jumlah kasus yang dikonfirmasi di seluruh dunia telah melampaui 1,5 juta dengan lebih dari 87.700 kematian dan lebih dari 317.800 pemulihan, menurut Johns Hopkins University yang berbasis di AS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement