Rabu 08 Apr 2020 12:25 WIB
Islam

Agitasi Politisi Gagal, Akar Rusuh Hindu-Islam India

Akar konflik Hindu-Muslim India

Seorang warga meninggalkan lingkungan rumahnya yang hangus saat bentrok massa pendukung dan penentang UU Kewarganegaraan India berujung rusuh di New Delhi, India.
Foto: the new york times
Kerusuhan antar umat beragama Hindu-Muslim di India beberapa waktu lalu.

Mishra pun kemudian mengatakan dalam sebuah pidatonya bahwa dia tidak ingin membuat masalah sebelum Mr Trump meninggalkan negara India  pada Selasa malam itu. Tetapi ketika Minggu malam mendekat, gerombolan pria Hindu dan Muslim mulai saling melempar batu, dan itu dengan cepat melahirkan kekerasan yang jauh lebih besar.

Pada sidang pengadilan pada kerusuhan, seorang hakim menekan pejabat polisi tentang mengapa mereka tidak menonton video pidato Mishra sebagai sebuah - sebuah indikasi adanya pembantain. Hakim menyiratkan bahwa mereka belum secara serius menyelidiki sumber-sumber kekerasan.

"Ini benar-benar memprihatinkan," kata hakim, S. Muralidhar, menurut LiveLaw, situs web berita resmi di India. "Ada begitu banyak TV di kantor Anda, bagaimana bisa seorang petugas polisi mengatakan bahwa ia belum menonton video? Saya benar-benar terkejut dengan keadaan kepolisian Delhi. ”

            ******

Pendukung Mishra mengatakan mayoritas orang di komunitasmya telah mendukung upayanya untuk mengusir para pengunjuk rasa. "Bagaimana mungkin anak-anak kita pergi ke sekolah dengan para pengunjuk rasa yang menghalangi jalan?" kata Alok Kumar Gupta, seorang pensiunan perwira militer yang tinggal di dekat daerah protes itu. "Kapil Mishra hanya berusaha membantu."

Tetapi yang lain bertanya-tanya apakah Tuan Mishra sedang berusaha membuat nama untuk dirinya sendiri di kalangan nasionalis Hindu. Dia memang telah terpilih sebagai anggota majelis lokal di Delhi pada 2015 dari Partai Aam Aadmi yang progresif, tetapi akhirnya berselisih dengan rekan-rekannya dan membelot ke Partai Bharatiya Janata (BJP) yang diketuai Naredra Modi yang kini menjadi perdana menteri India.

Pihak lain kemudian mengatakan, “Mishra mulai menganut pandangan nasionalis Hindu dan menjelek-jelekkan umat Islam, lebih karena alasan politis daripada keyakinan sejati,’’ tukas Bathla, yang mengklaim telah mengenal Mishra selama 30 tahun.

"Ketika dia masih muda dia tidak seperti itu," katanya. "Dia malah terlihat seperi orang kedinginan." Dan situasi itu terjadi hannya beberapa minggu sebelum pemilihan majelis lokal pada 8 Februari 2020. Kala itu  Mishra kemudian  memposting apa yang secara luas dipandang sebagai pesan Twitter yang membakar, menyebut kontes itu sebagai "India vs Pakistan."

Setelah ia kalah dalam pertarungan pemilu, beberapa orang mengatakan Mishra  mengambil garis keras terhadap sebagian besar pengunjuk rasa Muslim sebagai cara untuk meningkatkan posisinya di B.J.P.

"Dia tidak mendapatkan banyak perhatian dari para atasan partai itu," kata Hasrat Ali, seorang petugas hukum yang tinggal di daerah yang sama di mana keluarga Mishra tinggal selama bertahun-tahun. "Jadi apa yang dilakukan semua adalah rencana untuk mendapatkan posisi politik agar lebih kuat."

Setidaknya satu politisi lain di partai B.J.P-nya Modi sekarang menjauhkan diri dari Mishra. "Siapa pun yang melakukan ini, tindakan tegas harus diambil," kata politisi, Gautam Gambhir, anggota Parlemen dari daerah tersebut. "Pidato Kapil Mishra tidak dapat diterima!"

Protes terhadap undang-undang kewarganegaraan India baru, memang telah  membuatnya lebih mudah bagi migran non-Muslim untuk menjadi warga negara India. Kontroversi ini telah berkobar semenjak bulan Desember sebelumnya. Di saada  perbedaan mengenai salah satu bagian undang-undang tersebut yang terkait agama. Sebagian besar Muslim India keberatan aturan itu dan sebaliknya banyak umat Hindu mendukungnya. Dan pada pekan terakhir sebelu kerususahan pecah adalah waktu kali pertama kalinya muncul  protes yang membuat sejumlah besar umat Hindu dan Muslim saling berhadapan satu sama lain.

 

 

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement