REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rumah Zakat mendorong Desa Berdaya untuk meningkatkan produksi komoditas seiring dengan permintaan tinggi dari domestik. CEO Rumah Zakat, Nur Efendi menyampaikan, Desa Berdaya bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri karena produksi bahan makanan di sana masih aman
"Stok produksi pangan aman dan sedang didorong untuk output lebih banyak, karena kita lagi butuh jadi kita siapkan," katanya kepada Republika.
Sejumlah Desa Berdaya binaan Rumah Zakat sedang panen raya sehingga diharapkan pasokan pangan terjaga. Nur Efendi mengatakan, saat ini Rumah Zakat membina sekitar 1.686 desa sejak 2016. Tahun ini, jumlah Desa Berdaya seharusnya ditambah jadi 2.800 desa, namun terkendala wabah.
Dana untuk ekspansi menambah desa dialihkan sementara untuk penanggulangan Covid-19 dalam program menjaga desa. Seperti untuk sosialisasi pencegahan penularan wabah juga bantuan sanitasi. "Ini menjadi bagian dari edukasi menyelamatkan warga desa agar tidak makin parah penyebaran," katanya.
Meski demikian, ada risiko karena sudah banyak warga desa yang tadinya tinggal di zona pandemik telah pulang kampung. Misal di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur yang para perantaunya sudah kembali.
Rumah Zakat memberikan edukasi agar mereka bisa mengisolasi diri dan mematuhi anjuran pencegahan penularan. Nur Efendi memastikan hingga saat ini belum ada imbas Covid-19 pada Desa Berdaya secara operasional.
Aktivitasnya masih sama seperti biasa dan diupayakan meningkat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Tahun ini, Rumah Zakat menyiapkan dana sebesar Rp 70 miliar untuk Desa Berdaya, naik dari Rp 40 miliar tahun lalu. Jumlah tersebut sekitar 60 persen dari total dana himpunan Rumah Zakat.