Kamis 02 Apr 2020 15:15 WIB

Di Tengah Pandemi, Muslim Italia Kesulitan Mencari Pemakaman

Pemakaman Muslim di Italia sangat terbatas jumlahnya.

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Ani Nursalikah
Pelayat yang menghadiri pemakaman jenazah postif corona atau Covid-19 di Italia.
Foto:

Itu bukan hanya masalah menanggapi keputusan Menteri Dalam Negeri, tetapi juga untuk menunjukkan rasa memiliki dan rasa kewarganegaraan. UCOII baru-baru ini mengundang anggota dari seluruh komunitas Muslim Italia, yang mereka perkirakan dua juta orang untuk mendonorkan darah. Banyak rumah sakit di seluruh negeri tiba-tiba menghadapi kekurangan karena pembatasan pergerakan yang membuat lebih sulit bagi sebagian orang untuk pergi ke rumah sakit.

UCOII secara langsung diberitahu tentang kematian setidaknya 60 orang Muslim di Bergamo dan Brescia. "Tetapi jumlah sebenarnya pasti lebih tinggi," kata Lafram.

“Kami sudah mengetahui kekurangan pemakaman Muslim di Italia. Ada rencana peraturan khusus dan peraturan yang sangat ketat, jadi secara umum tidak mudah untuk membuka pemakaman baru. Ada beberapa kota terkemuka yang menanggapi permintaan ini sebelum krisis. Yang lain sekarang membayar harga pilihan politik mereka," ujarnya.

Di Azzano San Paolo, sebuah kota kecil dekat Bergamo, terletak salah satu dari sedikit pemakaman Muslim. Pemakaman ini dibuka 10 tahun yang lalu dan mereka mencapai kesepakatan dengan pemerintah kota untuk mengizinkan bukan penduduk setempat untuk dimakamkan di sana.

Wahid Arid, yang menjalankan biro pemakaman, belum pernah menghadapi hal seperti ini sebelumnya. "Aku tidak bisa tidur di malam hari. Aku pergi keluar dan berdoa agar bisa kembali dan melihat keluargaku lagi," ujar dia.

Wahid rata-rata mengubur satu orang sebulan. “Kami menguburkan enam orang dua hari lalu, hari ini tiga, besok dua, dan sekali lagi pada Senin dan Selasa. Semuanya Covid-19. Kami memiliki 300 tempat di pemakaman secara total. Pada kecepatan ini, makam akan penuh dalam waktu kurang dari sebulan," ujar dia.

UCOII menerbitkan daftar di situs mereka 58 kuburan yang memiliki area untuk umat Islam, dengan nomor telepon, dan juga daftar agen pemakaman khusus, seperti milik Arid dan Khalid. Mereka juga memulai saluran Whatsapp untuk berbagi informasi dan mengumpulkan laporan dari anggota komunitas.

Lafram mengatakan mereka melakukan yang terbaik untuk melakukan mediasi dengan pihak berwenang setempat. Wali Kota Milan baru-baru ini setuju membuka area Muslim di pemakaman lokal untuk semua penduduk di provinsi tersebut.

"Kita semua bersama-sama ada banyak dokter Muslim, banyak dari mereka sudah pensiun, yang sekarang di garis depan. Beberapa dari mereka sakit dan beberapa bahkan meninggal," ujar dia.

photo
Pemandangan pantai Ladispoli yang kosong selama lockdown darurat di dekat Roma, Italia, Ahad (29/3). Italia sedang dalam masa lockdown total sebagai upaya untuk menghentikan penyebaran Corona virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan penyakit COVID-19 - (ANGELO CARCONI/EPA EFEZ/ANSA)

Mereka adalah pahlawan yang seharusnya dihormati bersama dengan semua dokter Italia yang menghadapi keadaan darurat ini. Khalid membeli masker, sarung tangan dan pakaian pelindung dan tidak pernah memasuki kamar jenazah rumah sakit tanpa mengenakannya.

“Dokter dan kita yang berhubungan langsung dengan jenazah dan banyak rekan saya sakit, beberapa meninggal, orang-orang dengan keluarga, orang-orang yang saya kenal dengan baik,” katanya.

Dia juga mengkhawatirkan keluarganya dan memutuskan tidur di apartemen terpisah. "Kami hanya ingin melupakan ini dan melupakan segalanya. Namun, bahkan jika dia tahu, dia masih akan memutuskan untuk melakukan pekerjaan ini. Ini adalah tugas kita dan saya merasa terhormat untuk melakukan ini. Pada akhirnya, seperti yang kita katakan, kita ada di tangan Allah," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement