Kamis 02 Apr 2020 15:15 WIB

Di Tengah Pandemi, Muslim Italia Kesulitan Mencari Pemakaman

Pemakaman Muslim di Italia sangat terbatas jumlahnya.

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Ani Nursalikah
Pelayat yang menghadiri pemakaman jenazah postif corona atau Covid-19 di Italia.
Foto:

Repatriasi tidak pernah menjadi tantangan, sampai beberapa pekan yang lalu ketika penerbangan kargo yang membawa beberapa jenazah dari Italia ke Casablanca, melalui Istanbul, diblokir oleh otoritas Maroko, dan jenazah tersebut terpaksa kembali. Sekarang, perbatasan ditutup, bahkan untuk jenazah.

Baru-baru ini, seorang wanita yang berasal dari Makedonia Utara meninggal di sebuah kota kecil dekat Brescia, Pisogne. Keluarga itu menghubungi seorang pria yang berjanji membantu mereka memulangkan tubuhnya, tetapi itu terbukti mustahil dan pria itu menghilang begitu saja.

Menurut peraturan Italia, seseorang hanya dapat dimakamkan di kotamadya atau tempat tinggal di mana mereka meninggal. Di Pisogne, tempat wanita itu tinggal dan meninggal, tidak ada pemakaman Muslim.

Keluarga itu berjuang menemukan tempat untuk menguburkannya dan akhirnya terjebak di rumah dengan tubuhnya dalam peti mati selama sepekan. Akhirnya, berkat UCOII, Persatuan komunitas Islam di Italia, kotamadya Brescia setuju memberinya tempat di pemakaman lokal di mana area kecil disediakan untuk umat Islam.

Kemudian Khalid dihubungi pada malam hari untuk mengangkut peti mati dari rumahnya ke kuburan. “Saya berkendara satu jam untuk sampai ke sana, dan kami bekerja sampai pukul 03.00 untuk membawa peti mati ke lantai bawah dari lantai tiga. Anda tidak dapat membayangkan, seluruh situasinya sangat sulit," ujar dia.

Mereka kemudian membawanya ke gudang di pemakaman dan setelah dua hari ia akhirnya dimakamkan. Tapi mereka menegaskan itu pengecualian, karena mereka hanya memiliki 10 tempat tersisa dan mereka ingin menyimpannya untuk penduduk Brescia.

photo
Pemandangan jalanan yang sepi saat masa lockdown menyusul pandemic virus Corona baru (Covid-19) di Milan, Italy, Ahad (29/3). Italia sedang dalam masa lockdown total sebagai upaya untuk menghentikan penyebaran Corona virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan penyakit COVID-19 - (ANGELO CARCONI/EPA EFEZ/ANSA)

Dalam Islam, orang mati harus dikubur sesegera mungkin dan kremasi dilarang. Tubuh pertama-tama dibersihkan dengan air hangat ("ghusl" dalam bahasa Arab), dan kemudian dibungkus dengan kain kafan. Tetapi aturan itu harus berubah, untuk mencegah virus menyebar lebih jauh.

Pada awal wabah, UCOII menyebarkan selebaran di antara masyarakat dengan aturan terbaru tentang ritual pemakaman. Jika seseorang meninggal karena Covid-19, UCOII merekomendasikan, tidak boleh ada ghusl atau tayammum. Semua orang harus mengikuti apa yang disarankan oleh para profesional kesehatan di rumah sakit atau kamar jenazah yang direkomendasikan untuk dilakukan.

Bagi komunitas migran Muslim, doa bersama atau shalat jenazah, sering dirasakan sebagai momen penting, tetapi untuk saat ini yang paling penting adalah tetap di rumah, dan tidak mendatangi pemakaman. Hanya beberapa orang yang diizinkan di pemakaman, dan mereka harus berdiri setidaknya satu meter, menghindari sentuhan, atau pelukan.

"Segera setelah virus menyebar, kami segera memutuskan menutup semua pusat Islam dan masjid, dan menangguhkan semua kegiatan kami, menghindari pertemuan," kata Presiden UCOII Yassine Lafram.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement