Sabtu 28 Mar 2020 17:18 WIB
Islam di Rusia

Kisah Resimen Tentara Islam di Rusia

Kisah leguin tentara Islam di Rusia.

Legiun tentara Islam di Rusia

Hal unik lainnya, penyair besar Jerman, Goethe, sempat bertemu dengan tentara Bashkir di Weimar. Dia tertarik dengan budayanya yang oriental. Pada saat yang sama seorang ilmuwan Jerman membawakan Alquran dari Spanyol kepada Goethe. Adanya tulisan dengan ayat-ayat kaligrafi Alquran yang indah ternyata sangat membuat senang Goethe. Dia bahkan mencoba menulis ulang ayat-ayatnya meskipun, tentu saja, dia tidak tahu bahasa Arab.

Goethe pada kemudian hari memerintahkan kitab suci Muslim itu diterjemahkan ke dalam bahasa Jerman. Dia juga sangat menyukai penyair besar Iran, Hafiz Shirazi. Bahkan, kemudian syairnya dia diterjemahkan ke dalam bahasa Jerman pula.

Munculnya tentara asal Bashkir di Eropa juga menandakan adanya kedatangan buya "orang timur" ke Weimar. Para resimen tentara asal Bashkir mencontohkannya dengan melakukan shalat berjamaah di sebuah sekolah di Weimar. Goethe pun sempat menghadirinya.

Mungkin karena adanya shalat berjamaah yang terkesan meriah, Goethe dan orang barat Eropa lainnya itu menjadi ingin melihat ritual ibadah Muslim. Di antara para Bashkir itu memang ada perwira tinggi, yang mereka sebut sebagai pangeran. Goethe pun sempat bertemu dengannya. Hal ini terjadi ketika tentara Bashkir mengunjungi gedung teater di Weimar. Di sana Goethe menyambut mereka dengan sebuah pidato. Adanya sambutan meriah itu sebaga balasannya komandan resimen Bashkir kemudian membalasnya dengan memberinya busur dan anak panah.

         ****

Pada bulan Maret 1814, resimen Bashkir berada di garis depan tentara Rusia, yang merebut Paris. Semua perwira dan tentara Bashkir dianugerahi medali karena berhasil merebut Paris. Anugerah ini diberikan oleh panglima angkatan darat Rusia. Seperti halnya di Jerman, para prajurit Bashkir ternyata dipercaya untuk memberikan perlindungan kantor-kantor pemerintah dan istana-istana terpenting di Paris. Kepercayaan ini terjadi karena disiplin militer mereka yang tinggi karena terus dipelihara oleh para komandan dan imam.

Sayangnya, pada tahun 1862 sistem pasukan militer dan militer Bashkir dihapuskan. Tentara asal Bashkir ini kemudian ditugaskan di unit reguler tentara Rusia yang tanpa para mullah (imam). Ketiadaan petugas agama itulah membuat mereka merasa dalam posisi sangat sulit.

Singkatnya, posisi tentara Muslim di tentara Rusia pada abad 17-19 kemudian menjadi ambigu. Rusia memang secara terbuka mengizinkan tentara Muslim reguler untuk mengaku Islam, tetapi mendorong pula mereka agar mendapat baptisan ke dalam Kristenan Ortodoks. Padahal, seharusnya adanya status hukum khusus kepada para prajurit dalam kavaleri ilegal Muslim, semacam resimen Bashkir ini, sebenanrya akan jauh lebih baik .Para legiun Baskhir pun diam-diam merasa resah.

Melihat keresahan itu, akhirnya komandan tentara Rusia kemudian memutuskan mendukung posisi resimen Islam dengan mengizinkan para imam di pasukan Bashkir. Ini sangat berguna untuk memastikan daya tempur pasukan Bashkir.

* Artikel diterjemahkan daro karya penulis Rusia, Ilshat Nasyrov. Diambil dari: Spiritual and Educational Magazine ISLAM № 1 (11) / 2005. Artikel ini terbit di laman Islam.Ru

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement