Jumat 27 Mar 2020 05:00 WIB

Diduga Pusat Wabah, Wilayah Muslim di Yunani di-Lockdown

Lockdown diterapkan Yunani setelah ada kematian akibat corona.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Ani Nursalikah
Diduga Pusat Wabah, Wilayah Muslim di Yunani di-Lockdown
Foto: onislam.net
Diduga Pusat Wabah, Wilayah Muslim di Yunani di-Lockdown

REPUBLIKA.CO.ID, ATHENA -- Beberapa wilayah mayoritas Muslim di Yunani telah menerapkan lockdown wilayah sejak Rabu (25/3) malam. Lockdown wilayah dilakukan setelah munculnya beberapa kasus dan kematian akibat virus corona baru atau Covid-19 di daerah tersebut.

Wakil Menteri Perlindungan Sipil Yunani, Nikos Hardalias mengatakan, wilayah Prefekthur Xanthi, Desa Echinos, dan Pomak telah dikunci sementara. Semua penduduk diimbau tetap tinggal di rumah masing-masing.

Baca Juga

"Semua penduduk, sementara waktu harus karantina sendiri di rumah. Tidak ada pengecualian yang diizinkan," kata Hardalias dilansir Press TV, Kamis (26/3).

Pemerintah Yunani menduga pusat wabah terletak di wilayah Pomak dan Echinos, yang dihuni oleh sekitar 2.500 orang. Untuk menekan penyebaran Covid-19, pemerintah Yunani bakal menyalurkan bantuan seperti makanan dan obat-obatan bagi penduduk di wilayah tersebut.

"Penduduk Echinos akan diberi makanan dan obat-obatan," kata Hardalias.

Aparat kepolisian juga dikerahkan untuk menjaga kondusivitas selama lockdown di wilayah tersebut. Sebelumnya, seorang pria (72 tahun) dari Desa Echinos telah meninggal setelah dinyatakan positif Covid-19. Karenanya, wali kota setempat, Ridvan Deli Huseyin menilai lockdown sebagai solusi efektif.

"Lebih baik mengambil tindakan di awal daripada menangis di kemudian hari," kata Huseyin.

Orang Pomak adalah kelompok Muslim yang berasal dari Slavia yang sebagian besar tinggal di negara tetangga, Bulgaria. Mereka merupakan bagian dari minoritas Muslim Yunani dengan penduduk sekitar 110 ribu orang.

Banyak dari mereka bekerja sebagai pekerja industri migran di negara-negara Eropa lainnya. Beberapa ratus pekerja Pomak baru-baru ini baru kembali dari galangan kapal dan pekerjaan konstruksi di Italia, Prancis, Belanda, Belgia, dan Jerman.

"Saya memperkirakan sekitar 1.000 pekerja kembali dari Eropa tengah, seperti Jerman, Belanda, dan Prancis. Banyak juga warga yang belajar dan bekerja di Turki. Dan mungkin tanpa diketahui, banyak dari mereka membawa virus itu," kata Walikota Xanthi, Manolis Tsepelis kepada portal berita Ethnos.

Sejauh ini, Yunani telah mengonfirmasi 821 kasus positif Covid-19, dengan 22 kematian. Yunani sendiri memiliki populasi hingga 11 juta jiwa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement