REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bulan Sya'ban merupakan tanda di mana kita akan menyongsong bulan Ramadhan. Nabi Muhammad SAW pernah berdoa:
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ
"Allahumma barik lana fî rajaba wa sya'bana waballighna Ramadhana." Artinya: "Duhai Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan bulan Sya'ban dan pertemukanlah kami dengan bulan Ramadhan."
"Nabi sudah menyiapkan dan memperbanyak latihan dengan melakukan banyak ibadah. Ibadah-ibadah ini yang nantinya akan dilakukan pada bulan Ramadhan. Jadi, mulai membiasakan shalat malam, puasa, dan zikir," ujar Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, KH Cholil Nafis kepada Republika beberapa waktu lalu.
Menurut dia, Nabi tidak melakukan ibadah khusus pada bulan Sya'ban. Namun, semua ibadah yang akan dilakukan pada bulan Ramadhan sudah mulai dilakukan Nabi satu bulan sebelumnya. Peningkatan ibadah ini dilakukan agar saat masuk bulan Ramadhan sudah dengan hati yang lebih bersih dan niat yang lebih mantap.
Kiai Cholil menyebut, pada bulan ada Nisfu Sya'ban. Malam di mana catatan amalan-amalan setiap umat akan di angkat dan dilaporkan kepada Allah SWT. Pada malam itu juga, setiap amalan yang dilakukan akan dilipatgandakan pahalanya.
Malam Nisfu Sya'ban terjadi pada 15 Sya'ban. Ini merupakan malam yang mulia dan tepat untuk memperbanyak ibadah. "Nisfu Sya'ban sen diri berarti pengingat bahwa setengah bulan lagi kita akan memasuki bulan suci Ramadhan," ujarnya.
Menyiapkan fisik dan spiritual Ketua Asosiasi Ilmu Alquran dan Tafsir se-Indonesia (AIAT), Dr Sahiron Syamsuddin, menyebut fisik dan spiritual umat perlu dipersiapkan dalam memasuki bulan suci ini. Kesiapan fisik berarti meyakinkan jika kondisinya siap dan kuat untuk berpuasa sembari tetap menjalankan aktivitas seperti biasa. Dari sisi spiritual, harus dibangun keteguhan hati dan niat nya.
"Ini kan mau memasuki bulan suci bagi umat Islam di mana setiap kebaikan pahalanya akan ditingkatkan. Begitu pula jika kita melakukan perbuatan yang tidak baik, dosanya berlipat," ujarnya.
Ia juga mengingatkan agar umat meningkatkan hubungan kepada Allah dan sesama manusia. Hubungan dengan Allah bisa ditingkatkan dengan membaca Alquran, memperbanyak mencari ilmu dengan mendatangi kajian tafsir. Sementara, hubungan dengan sesama manusia bisa ditambah dengan melakukan sedekah, infak, memberi bantuan pada yang membutuhkan, dan memberi makan bagi yang sedang berpuasa dan membutuhkan.
Memperbanyak berdoa saat bulan Ramadhan juga salah satu yang tidak bisa diingkari. Dari sekian ayat yang diturunkan Allah SWT perihal puasa, terselip di tengahnya uraian tentang doa. Ini mengisyaratkan jika bulan Ramadhan adalah bulan doa. Bulan yang di dalamnya Allah akan mengabulkan doa hamba-hamba-Nya yang ikhlas dan secara benar meminta kepada-Nya.