Jumat 13 Mar 2020 03:30 WIB
Diponegoro

Belanda Minta Maaf: Benarkah Keris Nogo Siluman Pulang?

Benarkah keris Naga Siluman Dipoengoro puang ke tanah air?

Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo (kedua kiri) dan Raja Belanda Willem Alexander (kanan) didampingi Ratu Maxima Zorreguieta Cerruti berfoto disamping keris Pangeran Diponegoro disela kunjungan kenegaraan di Istana Bogor, Jawa Barat, Selasa (10/3/2020). (Antara/Sigid Kurniawan)
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo (kedua kiri) dan Raja Belanda Willem Alexander (kanan) didampingi Ratu Maxima Zorreguieta Cerruti berfoto disamping keris Pangeran Diponegoro disela kunjungan kenegaraan di Istana Bogor, Jawa Barat, Selasa (10/3/2020). (Antara/Sigid Kurniawan)

Oleh: Haura Hafizhah , Jurnalis Repubika

Belakangan ini ramai soal pulangnya keris Diponegoro ke tanah air. Kepulangan ini bersamaan dengan kedatangan Ratu dann Raja Belanda. Sembari ke Indonesia dia sempat minta maaf atas kelakuan negari di masa kolonial dahulu.

Tapi, alih-alih banyak yang merasa gembira atas kepulangan keris yang diklaim Nogo Siluman, banyak pihak yang skeptis. Kalau toh mungkin keris tersebut yang dibawa pulang, tapi banyak yang yakin bukan kerisNogo Siluman yang balik, tapi keris Diponegoro yang lain.

Berikut ini beberapa komentar mengenai kembalinya keris yang dikatakan sebagai keris Nogo Siluman milik Diponegoro itu. Yang pertama adalah wawancara kami dengan sejarawan yang dianggap paling sahih membahas soal Diponegoro saat ini. Dia adalah sejarawan asal Inggris, Pater Carey, yang lebih dari 30 tahun menilit dan menulis disertasi tentang pangeran yang memimpin Perang Jawa pada tahun 1825-1830 tersebut.

Berikut wawancara dengan Peter Carey.

(-) Bagaimana tanggapan Anda dengan kembalinya Keris Nogo Siluman milik Pangeran Diponegoro?

(+), Menurut saya, pada 1975 sudah ada niat dari Belanda dan permohonan dari pemerintah Indonesia supaya pusaka pangeran Diponegoro dikembalikan. Sehingga, saya senang salah satu pusaka Pangeran Diponegoro dikembalikan ke Indonesia saat ini.

(-). Seberapa penting dikembalikannya keris ini bagi sejarah bangsa Indonesia?

(+). Penting sekali. Pangeran Diponegoro cukup papan atas dan dimiliki Indonesia secara pribadi serta milik negara dan bangsa. Kami tidak bisa menghindar dari sejarah. Kami juga harus melengkapi apa yang kami punya untuk Museum Nasional di Indonesia.

(-). Ada banyak pusaka Pangeran Diponegoro dan punya ‘peran’ masing-masing. Ketika beliau masih hidup, Keris Nogo Siluman dipakai Pangeran Diponegoro ketika apa?

(+). Saya belum tahu dipakai ketika apa. Sebab, saat saya baca naskah-naskah Belanda ada yang belum disebutkan oleh Pangeran Diponegoro. Yang saya tahu ada enam keris pusaka yang dimiliki Pangeran Diponegoro, yaitu Kiai Bromokedali berupa cundrik, Kiai Habit (Abijaya), Kiai Blabar, Kiai Wreso Gemilar, Kiai Hatim dan Kiai Ageng Bondoyudo. Sedangkan tombaknya, Kiai Rondan, Kiai Gagasono, Kiai Mundingwangi, Kiai Tejo, Kiai Simo, Kiai Dipoyono dan Kiai Bandung. Keris-keris Pangeran Diponegoro yang lainnya sulit dilacak lagi keberadaannya.

Tercatat di antaranya ada yang pernah dipersembahkan kepada Raja Willem (1813-1840). Keris yang dilukiskan indah dan berperabot mahal ini dinamai Kanjeng Kiai Nogo Siluman dan saat itu disimpan di Kabinet Kerajaan Belanda di Den Haag, di mana pelukis muda dari Jawa Raden Saleh Syarif Bustaman (1811-1880) pernah tinggal. Dan, sekarang keris tersebut sudah dikembalikan ke Indonesia.

(-). Keris naga siluman ini diserahkan sebagai bagian dari perundingan atau sengaja dirampas saat itu hingga sampai di tangan Belanda?

(+). Ya ini belum jelas, dugaan kuat saya ada dua kemungkinan, yaitu Pangeran Diponegoro punya bukti persahabatan dan kepercayaan janji Belanda. Lalu, ia pernah dibuang ke Makassar hingga akhirnya wafat di sana dengan tenang. Saat ditangkap apa yang ada pada tubuh dan pakaian dari Pangeran Diponegoro diambil termasuk keris Kiai Nogo Siluman.

Kedua, saat keris itu diambil, pihak Belanda tidak tahu kalau keris itu merupakan jenis pusaka yang ada di tanah Jawa. Tanpa memperhatikan hal itu, keris yang sangat berharga itu dibawa ke Belanda untuk dikumpulkan. Pada keris yang dibawa ke Belanda itu, Sentot Ali Bashah memberikan catatan yang akhirnya bisa dibaca oleh Raden Saleh.

(-). Menurut Anda, apa yang paling penting dari kembalinya keris ini ke Indonesia?

(+). Saya kira ada tiga kepentingan. Pertama, pusaka Pangeran Diponegoro, surat asli dan kepunyaan Indonesia. Sehingga, pusaka pangeran Diponegoro bisa terlengkapi memiliki surat asli dan sudah menjadi milik Indonesia lagi.

(-). Adakah pusaka Pangeran Diponegoro yang sampai saat ini masih di luar?

(+). Ada dua benda di Belanda, yaitu surat asli untuk ibunda dan anak sulung Pangeran Diponegoro dan tali kuda. Saya tidak bisa memastikan kapan dua benda itu dikembalikan ke Indonesia. Pihak pemerintah harus meminta ke Belanda dan membicarakan hal tersebut.

(-). Apakah berarti pengembalian itu ada hubungan dengan kedatangan Raja/Ratu Belanda?

(-). Jelas ada hubungan antara pengembelian keris DN dan kunjungan Raja dan Ratu Belanda. Menurut saya, Museum Volkenkunde di Leiden dan para pakar terkait mulai membuat penelitian yang saksama dan teliti dari awal 2017 dan sejak awal 2019 mereka sudah ada dugaan kuat tentang apa keris Nogo Siluman kepunyaan Diponegoro itu, tapi mereka menunda mengumumkan sampai saat yang amat 'politis', yaitu saat ada kunjungan kerajaan ke Indon.

Kerterlibatan ‘pakar’ dari Indonesia (Margana cs) sangat belakangan, semua penelitian yang berarti dibuat di Belanda sendiri antara 2017-2018.

(-). Apa harapan Anda dan yang paling penting dilakukan pemerintah Indonesia, khususnya terkait sejarah Pangeran Diponegoro?

(+). Instansi dari masyarakat dan pihak pemerintah harus turun tangan memublikasikan ke media daring untuk semua naskah jawa terutama tentang Pangeran Diponegoro agar semua masyarakat mengetahui semua sejarah jawa yang terjadi di Indonesia. Pemerintah harus perhatian terhadap budaya-budaya apalagi pangeran Diponegoro adalah pahlawan Indonesia yang bersejarah. Maka itu, saya ingin pemerintah juga melakukan komunikasi antar-Belanda untuk melengkapi pusaka pangeran Diponegoro di Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement