Rabu 11 Mar 2020 21:43 WIB

Pernyataan Katib Aam PBNU Harus Dipahami Sebagai Kritik

Tugas dari seluruh fungsionaris NU adalah menginternalisasi nilai-nilai NU.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Agus Yulianto
KH Robikin Emhas (Dok Republika)
Foto: Dok Republika
KH Robikin Emhas (Dok Republika)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Ketua Harian Tanfidziyah Penguruz Besar Nadhlatul Ulama (PBNU) Robikin Emhas angkat bicara terkait pernyataan Katib Aam Yahya Cholil Staquf agar NU tidak dijadikan sebagai batu loncatan politik. Robikin mengatakan, pernyataan KH Yahya menjadi otokritik bagi PBNU.

"Semua orang sudah tahu dan itu harus dipahami sebagai bagian kritik akibat beberpa fenomena tentang orang-orang yang mengaku NU tetapi tidak menjalankan akidah NU," kata Robikin Emhas di Jakarta, Rabu (11/3).

Dia mengatakan, ada orang-orang yang mau masuk NU bagi yang belum ber-NU. Namun, mereka bergabung bukan bertujuan ber-NU tapi menjadikan NU sebagai bagian sarana untuk mencapai tujuan dan agenda pribadinya.

Dia mengungkapkan, tugas dari seluruh fungsionaris NU adalah menginternalisasi nilai-nilai NU. Dia mengatakan, nilai itu memiliki misi sucinya yakni membangun peradaban, perdamaian dunia, kesetaraan dalam tata pergaulan dan berbangsa.

"Nilai itu juga mewujudkan kehidupan yang sejahtera baldatun toyyibatun warobbun ghofur untuk mencapai doa robbana atina fiddunia khasanah," katanya.

Sebelumnya, Yahya Cholil Staquf mengimbau agar warga NU tidak menjadikan organisasi sebagai batu loncatan untuk mendapatkan posisi politik. Dia mengungkapkan, NU saat ini kerap digunakan sebagai simbol-simbol untuk menggalang dukungan politik.

"Saya melihat itu sudah mulai orang berebut jadi pengurus NU, ketua NU tujuannya adalah batu loncatan politik," kata Yahya Cholil Staquf saat meluncurkan buku berjudul Perjuangan Besar NU.

Dia mengimbau, agar semua orang menghindari perbuatan tersebut. Secara pribadi, dia khawatir sikap tersebut akan memberikan dampak buruk bagi organisasi di semua level. Menurutnya, hal tersebut berpotensi membuat forum musyawarah yang digelar menjadi ajang kompetisi politik dari berbagai macam kekuatan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement