REPUBLIKA.CO.ID, ALIGARH -- Virus corona (Covid-19) telah menimbulkan kekhawatiran di banyak negara, termasuk di India. Karena khawatir akan penyebaran virus corona baru ini, Universitas Muslim Aligarh (AMU) di Aligarh, Negara Bagian Uttar Pradesh, India memutuskan menunda semua ujian dari kursus pembelajaran jarak jauh bagi siswa di Aligarh, Kerala, Murshidabad (Benggala Barat), Kishangarh (Bihar), dan Delhi. Ujian semula dijadwalkan dimulai 15 Maret mendatang.
Direktur Pusat Pembelajaran Jauh AMU, Profesor Nafees Ansari mengatakan, keputusan menunda ujian itu diambil karena khawatir akan penyebaran virus corona. Komisi Hibah Universitas (UGC) juga telah mengeluarkan surat edaran yang mengarahkan universitas ini untuk menghindari pertemuan massal.
Ia mengatakan, setidaknya 6.000 siswa yang terdaftar dalam kursus empat gelar, yakni B.Com, M.Com, Sarjana Ilmu Perpustakaan, Aplikasi Komputer BSc, kini akan menjalani ujian mulai 1 April 2020. Ia menambahkan, ujian lain yang berkaitan dengan pembelajaran PG Diploma akan digelar sesuai jadwal dimulai 1 April karena jumlah siswa dalam jurusan ini yang relatif lebih sedikit.
Dalam komunike kepada wakil rektor semua universitas, Sekretaris UGC Rajnish Jain menyerukan, kampus menghindari pertemuan besar. Sementara itu, para pejabat administratif mengatakan, universitas juga menunda semua fungsi aula tahunan dan program budaya. Karenanya, tidak ada izin yang akan diberikan untuk menyelenggarakan acara di auditorium Kennedy.
"Setiap siswa atau staf dengan riwayat perjalanan ke negara yang terkena Covid-19 atau berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam 28 hari terakhir harus dipantau dan dikarantina di rumah selama 14 hari," kata Jain, dilansir di Hindustan Times, Senin (9/3).
Wakil Rektor Profesor Tariq Mansoor juga mengatakan, jika memungkinkan, konferensi nasional dan internasional juga ditunda. Di samping itu, orang-orang disarankan menahan diri melakukan perjalanan yang tidak perlu. Mansoor juga mengarahkan JN Medical College agar siap dengan langkah isolasi untuk pasien Covid-19.