REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden (Wapres) KH Ma'ruf Amin berpesan agar para dai menyampaikan dakwah yang memuat pesan kebaikan dan perdamaian sehingga peran pendakwah tersebut dapat ikut menjaga persatuan dan kerukunan.
"Pemerintah sangat membutuhkan kehadiran para dai. Karena itu, saya berharap para dai benar-benar membawa suasana yang sejuk, damai, kondusif. Kami mohon dakwah yang dibawakan itu tidak membawa ayat-ayat perang karena kita tidak dalam suasana perang," katanya saat membuka Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Ikatan Dai Indonesia (Ikadi), di Istana Wapres, Jakarta, Senin (9/3).
Wapres meminta para dai mengutamakan penafsiran ayat-ayat Alquran yang dapat membawa kerukunan sehingga persaudaraan antarumat beragama di Indonesia terus terpelihara. "Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik, berbuat adil kepada orang-orang yang tidak memusuhi kamu, memerangi kamu, mengusut kamu, mungkin ayat ini lebih tepat, ayat damai, narasi damai, narasi persaudaraan. Itu barangkali yang juga perlu kita pahami," ujarnya.
Dalam menyampaikan penyiaran agama, ia juga berharap para dai mengedepankan pesan kenegaraan dan kebangsaan sehingga tidak terjadi perpecahan serta menjaga toleransi antarumat. "Mari mengajak, jangan mengejek; menasihati, jangan menyakiti; merangkul, jangan memukul. Kalian adalah pendakwah, bukan hakim yang menghakimi, memberikan vonis-vonis," ujar Kiai Ma'ruf.
Ketua Umum Ikadi Achmad Satori Ismail menjelaskan, lembaga pendakwah tersebut didirikan pada 2002 dan dideklarasikan pada 2003. Hingga saat ini Ikadi sudah tersebar di 34 provinsi dan 350 kabupaten/kota seluruh Indonesia.
Rakornas Ikadi diselenggarakan selama tiga hari di Hotel Grand Cempaka, Jakarta Pusat, dengan tujuan mengukuhkan dakwah rahmatan lil alamin di Indonesia, memberikan kontribusi bagi kebaikan dan kemajuan bangsa, serta memberikan apresiasi pada insan-insan dakwah di Indonesia.
Rakornas Ikadi diikuti sedikitnya 300 dai perwakilan pengurus di daerah. Salah satu agenda yang dibahas dalam rakornas adalah pemanfaatan media digital dalam menyebarkan dakwah, khususnya bagi kelompok milenial.