REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG – Menteri Agama Fachrul Razi menyebut Arab Saudi lebih moderat dibandingkan Indonesia dalam soal agama. Hal itu ia ungkapkan setelah mendengar Visi Saudi 2030.
Fachrul menceritakan, dia mendapat penjelasan soal Visi Saudi 2030 ketika bertemu Menteri Urusan Haji dan Umrah Arab Saudi Mohammed Saleh bin Taher Benten beberapa waktu lalu.
Secara sederhana, Visi Saudi 2030 adalah upaya Kerajaan Saudi mengurangi ketergantungan ekonomi pada sektor minyak dengan beralih pada sektor lain seperti pendidikan dan pariwisata.
Dari pemaparan Visi Saudi 2030 itu, kata Fachrul, setidaknya terdapat enam program prioritas Kerajaan Saudi. Salah satu yang paling menonjol baginya adalah upaya penguatan identitas Islam dan kebangsaan.
"Banyak hal yang saya pikirkan di sana (ketika itu), yang menunjukkan bahwa Saudi ini sudah luar biasa moderasi beragamnya dibandingkan kita," kata Fachrul dalam pidatonya ketika meresmikan Institut Daarul Qur'an di Tangerang, Kamis (5/3).
Pidato Fachrul ini didengarkan langsung Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia Essam Abed Althgafi yang turut menghadiri peresmian itu. Lebih lanjut, Fachrul mengaku menanyakan maksud program itu kepada Mohammed Saleh. Dia mendapat jawaban bahwa program itu adalah upaya menyelaraskan identitas keislaman dan kebangsaan.
Sebab, jika dua hal itu dipisahkan, kata Muhammed Saleh sebagaimana dituturkan Fachrul, bangsanya akan goyah. "Dan kami punya pengalaman jelek tentang itu," ucap Mohammed Saleh.
"Dalam hati saya, Indonesia sejak dulu sekali, sebelum merdeka sampai sekarang, kita tidak pernah memisahkan identitas Islam dan kebangsaan," ujar Fachrul melanjutkan pidatonya.
Oleh karena itu, purnawirawan jenderal TNI tersebut berharap masyarakat Indonesia terus melaksanakan dan memelihara upaya penyelarasan dua identitas tersebut. Dengan demikian, kelak moderasi agama di Indonesia bisa semakin baik.