Senin 02 Mar 2020 11:26 WIB

Bima Arya Kagumi Pemikiran NU

Bima Arya menilai ajaran yang dibawa NU menginspirasi.

Rep: Nugroho Habibie/ Red: Muhammad Hafil
Bima Arya Kagumi Pemikiran NU. Foto: Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto
Foto: Republika/Nugroho Habibi
Bima Arya Kagumi Pemikiran NU. Foto: Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto menyampaikan kekagumannya terhadap Nahdlatul Ulama (NU). Bima menilai, ajaran yang dibawa NU begitu menginsipirasi dan sering kali memiliki terobosan pemikiran yang kadang tak biasa.

Bima mengagumi kuatnya tradisi, adab dan keilmuan NU dalam mensyiarkan agama Islam. Terlebih, pemikiran yang tak biasa untuk memahamkan orang yang telah melenceng dari ajaran Islam.

Baca Juga

“Tapi hari ini perlu yang nyeleneh, ketika cara-cara biasa sudah tidak mempan untuk menghadapi yang khilaf-khilaf tadi," kata Bima saat menghadiri pembukaan Bahtsul Masail Pra-Musyawarah Nasional dan Konferensi Besar Nahdlatul Ulama (NU) 2020 di Pondok Pesantren Al-Falakiyah Pagentongan, Kota Bogor, Ahad (1/3).

Selain itu, menurut Bima, NU juga memegang teguh semangat nasionalisme atau cinta tanah airnya. Karena itu, NU dan organisasi yang berafiliasi menjadi garda terdepan dalam menjaga tanah air.

“Jadi kalau di Bogor ini ada pejuang-pejuang khilaf tadi, yang paling di depan biasanya Banser NU, GP Ansor, dan teman-teman NU lainnya," ucapnya.

Bima menambahkan, NU juga memiliki tradisi silaturahim yang begitu kuat. Dari situ, Bima mengaku banyak belajar betapa pentingnya bersilaturahim.

"Makanya ketika almarhum Gus Dur jadi presiden, kegiatannya, jalan-jalannya, ke mancanegaranya melebihi presiden manapun di Indonesia. Kita tangkap itu sebagai semangat silaturahmi dari NU,” ujar Bima.

Bahtsul Masail merupakan sebuah forum diskusi antar ahli keilmuan Islam di lingkungan pesantren-pesantren yang berafiliasi dengan Nahdlatul Ulama (NU). Menurut Bima, Kota Bogor untuk pertama kalinya ditunjuk sebagai tuan rumah Bahtsul Masail merupakan suatu kebanggaan.

Bima mengatakan, dalam Bahtsul Masail membahas persoalan yang penting, di antaranya impor lobster hingga Undang-Undang Cipta Kerja. Padahal, sambung dia, kepala daerah saja belum sampai membahas persolan tersebut.

“Para kepala daerah melalui asosiasi walikota (Apeksi) baru akan membahas minggu depan. Sekarang NU sudah membahas duluan. Jadi luar biasa. Mudah-mudahan hasilnya memberikan manfaat bagi kita semua,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement