Kamis 27 Feb 2020 18:07 WIB

Pembakaran Masjid India, Muhammadiyah: Jangan Terprovokasi

Muhammadiyah meminta umat Muslim dunia tidak terprovokasi.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan / Red: Nashih Nashrullah
Muhammadiyah meminta umat Muslim dunia tidak terprovokasi pembakaran masjid di India. Logo Muhammadiyah.
Foto: Antara
Muhammadiyah meminta umat Muslim dunia tidak terprovokasi pembakaran masjid di India. Logo Muhammadiyah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—  Sekretaris Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Agung Danarto, menyatakan kecamannya atas pembakaran masjid di India. Menurut dia, upaya perusakan dan pelecehan pada rumah ibadah manapun tidak bisa dibenarkan dengan alasan apapun.

“Karena rumah ibadah itu HAM dalam beragama, dan umat untuk melakukan keyakinannya,” ujar dia ketika dikonfirmasi Republika.co.id, Kamis (27/2).

Baca Juga

Dia menyebut, pihaknya meminta pemerintah setempat untuk menyerukan agar ada upaya damai. Bahkan, menurut dia, pemerintah Indonesia juga harus ambil andil, agar umat Muslim dunia, apalagi Indonesia yang merupakan mayoritas Muslim dunia, tak terprovokasi. 

 “Harus ada upaya tertentu juga untuk meredakan emosi antarumat. Utamanya mengedepankan toleransi dan mengedepankan kebersamaan,” kata dia.

Dia menyebut ada banyak langkah yang bisa diambil pemerintah India dan Indonesia. Langkah cooling down dari Pemerintah India bisa menjadi penengah, selain dari Pemerintah Indonesia yang harus melakukan diplomasi dan kecaman atas aksi perusakan Masjid itu.

“Saya harap pemerintah perlu melakukan itu. Kalau pemerintah tidak menunjukkan keberpihakan yang jelas, khawatir umat yang ada di Indonesia memandang pemerintah abai dan tak peduli dengan rasa keberagamaan,” kata dia.

Menurut dia, upaya untuk meyakinkan umat Muslim manapun untuk tidak terprovokasi dan tenang harus dilakukan berbagai pihak, tak terkecuali Pemerintah India dan Indonesia. Sebab, hal itu dilakukan agar tak ada pembalasan lain ke depannya yang dilakukan. 

Ketika ditanya tujuan upaya pemerintah itu, dia menyebut untuk menunjukkan sikap dan agar kejadian serupa tak terulang kembali. Terlebih, sebagai Muslim dan warga yang baik, dia menilai perlu adanya jiwa besar untuk tak menanggapi serius oknum pembakar masjid itu. “Anggap saja sebagai orang yang khilaf dan keliru,” ungkap dia.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement