Selasa 25 Feb 2020 11:37 WIB

LKC Dompet Dhuafa Turunkan Tim Bantu Korban Banjir

Banjir yang melanda Pekalongan menyebabkan ribuan warga mengungsi.

Tim LKC Dompet Dhuafa bantu korban banjir Pekalongan.
Foto: Dompet Dhuafa
Tim LKC Dompet Dhuafa bantu korban banjir Pekalongan.

REPUBLIKA.CO.ID, PEKALONGAN -- Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) Dompet Dhuafa Jawa Tengah (Jateng) menurunkan sejumlah tim medis di sejumlah titik pengungsian banjir Kabupaten Pekalongan pada Senin (24/2). Dari hasil pemeriksaan, warga sudah mulai mengalami gatal-gatal pada area kaki, pusing serta demam.

Sebanyak 70 warga RT 04 RW 02, Desa Tegaldowo, Kecamatan Tirto, Kabupaten Pekalongan, mendatangi pos kesehatan untuk memeriksakan diri. Sedangkan titik kedua di Aula Kelurahan Tirto, Kecamatan Pekalongan Barat, Kota Pekalongan sebanyak 95 warga mendatangi pos kesehatan dengan berbagi keluhan.

Baca Juga

Banjir yang melanda Kab Pekalongan dalam beberapa pekan terakhir menyebabkan ribuan warga mengungsi di beberapa titik. Guyuran hujan sejak Kamis (20/2) memaksa warga mengungsi ke daerah yang aman dari banjir. Dua hari setelahnya, Sabtu (22/2) warga sempat kembali ke rumah masing-masing.

Namun hujan deras kembali mengguyur beberapa Desa di Kecamatan Tirto, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah sejak Minggu malam (23/2). Hal ini menyebabkan beberapa genangan air di daerah ini kembali tinggi. Dampaknya, warga kembali ke pengungsian.

"Di Kota Pekalongan terdapat tiga Posko Induk yaitu di Aula Kelurahan Tirto, Alua Kecamatan Tirto, serta Masjid Al Karomah dengan pengungsi kurang lebih 1.000 Jiwa. Jumlah ini belum termasuk beberapa tempat yang dijadikan tempat pengungsi oleh Warga," tutur Satria Nova perwakilan Dompet Dhuafa.

photo
Tim LKC Dompet Dhuafa bantu korban banjir Pekalongan.

Tim Kesehatan LKC Dompet Dhuafa Jateng akan terus melanjutkan aksinya bersama dengan PBMTI Pakalongan Raya. Mengingat hingga kini masih banyak wilayah terrendam banjir. Koordinator LKC, Aan Julianto S.Kep.,Ns, mengungkapkan, jika kendala hari ini adalah tim medis kesulitan menembus daerah yang tinggi airnya.

"Insya Allah selajutnya kami akan membawa perahu karet agar bisa menembus wilayah yang sulit, karena ada warga yang bertahan di rumah," kata Aan.

Berdasarkan penuturan tim BPBD Kota Pekalongan, Nasihin, beberapa titik masih tergenang air yang cukup tinggi bahkan mencapai 1 meter. Di kota Pekalongan pengungsi terbanyak berada di Aula kecamatan yaitu sebanyak kurang lebih 200 Pengungsi.

Saat ini kebutuhan obat-obatan selain salep juga obat nyeri serta minyak angin agar tubuh tetap hangat. Selain obat-obatan, selimut, diapers balita dan lansia serta pembalut wanita adalah kebutuhan darurat yang diperlukan segera oleh warga terdampak. Sementara dapur umum difungsikan dengan swadaya masyarakat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement