Ahad 23 Feb 2020 15:16 WIB

Mimpi Bertemu Nabi SAW dan Pesan Sufi Ubah Hidup Syekh Alawi

Syekh Al Alawi adalah tokoh sufi terkemuka dari Aljazair.

Syekh Ahmad Al Alawi
Foto: Wikimedia
Syekh Ahmad Al Alawi

REPUBLIKA.CO.ID, Aljazair mempunyai salah satu tokoh sufi terkemuka, dia adalah pendiri Tarekat Alawiyah, yaitu Syekh Ahmad Al Alawi. Ahmad Al Alawi muda telah berkecenderungan untuk menempuh jalan spiritualitas. Sebelum dia lahir, sang ibu konon bermimpi bersua dengan Rasulullah. 

Dalam mimpi itu, Rasul seperti memberikan sekuntum bunga kuning. Sebuah mimpi yang diyakini pasangan suami istri itu sebagai isyarat bahwa kelak anaknya yang bakal lahir akan menjadi seorang alim. 

Baca Juga

Anak itu memang tumbuh sesuai yang diharapkan. Di bawah bimbingan ayahnya sendiri, ayat demi ayat Alquran dihafalnya. Hal yang memang biasa dilakukan para keluarga sufi di masa itu. Ketika tumbuh menjadi remaja, dan kemudian pemuda, kecenderungan sufistik Ahmad kian menguat. 

Di malam-malam tertentu, dia selalu meninggalkan rumah menuju majelis dzikir.Dia benamkan dirinya dalam jamaah dzikir ketika banyak orang seusianya larut dalam pemenuhan hasrat badani. Mostaganem-Aljazair, di akhir Abad 19 itu, bukan tempat aman untuk keluar pada malam hari. Itu yang membuat sang ibu was-was. 

Tapi, kesungguhannya untuk terus bergaul dengan kaum alim akhirnya menghapus kekhawatiran ibunda itu. Dalam usia muda, Ahmad Al Alawy dianggap telah mendapatkan maqam tertentu.

 Dia telah menjadi seorang alim seperti yang diharapkan orang tuanya dahulu. Orang-orang di sekitarnya mengakui itu. Secara lahiriah, dia memang mempunyai kemampuan yang tak dimiliki banyak orang lain. Dia mampu menyihir ular. Di tangan Ahmad Al Alawy, ular-ular berbisa seperti pasrah menuruti kemauannya. 

Sesekali kemampuan itu dipraktikkannya, sampai dia bertemu dengan Syekh Hamu Buzidi. "Aku dengar kau dapat menyihir ular dan tak takut tergigit," kata Syekh yang sengaja menemuinya itu. Ahmad mengangguk. Syekh Hamu lalu meminta Ahmad untuk mencari ular, dan menunjukkan keahlian itu di depannya. 

Setengah hari Ahmad mencari ular, dan menemukan seekor ular kecil. Ular itulah yang kemudian disihirnya seperti biasa dilakukannya. Syekh Hamu duduk tenang dan menatapnya. Kemudian dia bertanya apakah sufi muda itu dapat menyihir ular yang lebih besar. Ahmad menjawab bahwa baginya, ukuran ular bukan persoalan. 

Dia dapat melakukannya seperti pada ular kecil itu. Mendengan jawaban itu, Syaikh Hamu berkata: "Aku akan tunjukkan ular yang jauh lebih besar dan jauh lebih berbisa dibanding ini. Jika kau dapat menguasainya, kau sungguh seorang bijaksana." Didorong rasa penasaran, Ahmad bertanya di mana ular itu. Tapi dia sama sekali tidak menyangka terhadap jawaban yang akan diterimanya. "Ular yang kumaksud," kata Syekh Hamu, "Adalah jiwamu yang berada di antara dua sisi tubuhmu. Bisanya lebih mematikan dari bisa ular. Jika kau bisa menguasainya, dan dapat memperlakukannya sesuai dengan kehendak baikmu, berarti kau sungguh seorang bijaksana seperti yang kukatakan." 

Syekh Hamu pun pergi dengan berpesan agar Ahmad menghentikan kebiasaannya bermain-main dengan ular. Dia disarankan untuk berlatih menguasai 'ular' yang lebih besar dan lebih berbisa yakni jiwa, seperti dulu dia mengendalikan tabiat ular yang sesungguhnya. 

Sebuah wejangan yang mempertebal kesungguhan Ahmad Al Alawi untuk makin mencelupkan hati ke jalan Allah, hingga dia dikenal sebagai salah satu syekh sufi terkemuka abad ke-20. "Dia berucap dengan suara lembut bak kristal yang menyerpih yang dari sana, satu demi satu, kata-katanya menitik jatuh... Matanya seperti dua lampu yang cahayanya redup, tampak menembus semua benda, seraya melihat dalam bentuk lahirnya ketiadaan, sedang dibalik semua itu tampak sebentuk hakikat, yaitu Yang Tak Terbatas," tulis Martin Lings atau Abu Bakar Sirajuddin penuh hormat. 

 

 

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement