Kamis 20 Feb 2020 21:49 WIB

Alquran Abadikan Kisah Kehebatan Kaum Saba yang Fana

Alquran menyebutkan kehebatan Kaum Saba' yang fana.

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Nashih Nashrullah
Alquran menyebutkan kehebatan Kaum Saba' yang fana. Ilustrasi Alquran.
Foto: Republika/ Wihdan
Alquran menyebutkan kehebatan Kaum Saba' yang fana. Ilustrasi Alquran.

REPUBLIKA.CO.ID, “Sungguh, bagi kaum Saba’ ada tanda (kebesaran Tuhan) di tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri, (kepada mereka dikatakan), “Makanlah olehmu dari rezeki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik (nyaman) sedang (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Mahapengampun.” Tetapi mereka berpaling, maka Kami kirim kepada mereka banjir yang besar dan Kami ganti kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi (pohon-pohon) yang berbuah pahit, pohon Asl dan sedikit pohon sidr." (QS Saba’ 15-16)  

Ayat di atas menceritakan Kaum Saba', satu dari empat peradaban besar yang pernah hidup di Selatan Jazirah Arab, yang perilakunya tidak disukai Allah SWT. 

Baca Juga

Kaum ini diperkirakan hidup sekitar 1.000-750 SM dan musnah sekitar tahun 550 M pasca-serangkaian serangan dari Bangsa Persia dan Arab selama dua abad. Kaum Saba' mulai mencatat kegiatan pemerintahannya sekitar 600 sebelum Masehi.

Inilah mengapa catatan tentang kaum ini sebelum tahun tersebut tidak dapat ditemukan. Kekuatan militer Saba' adalah yang terbesar di kawasan tersebut, yang memungkinkannya untuk mengekspansi wilayah sekitarnya.

Sebuah ungkapan dari seorang komandan militer Saba' yang tercatat dalam Alquran menunjukkan kepercayaan diri sangat besar yang dimiliki tentara Saba'. Komandan itu berkata kepada sang Ratu, Ma'rib, ibukota Saba', adalah kota yang sangat makmur karena letak geografisnya yang sangat strategis.

Kota ini terletak di dekat Sungai Adhanah. Titik pertemuan sungai ini dengan Jabal Balaq merupakan tempat yang cocok untuk dijadikan bendungan. 

Memanfaatkan kondisi alam yang demikian kaum Saba' membangun bendungan yang di kemudian hari menjadi cikal bakal lompatan peradaban mereka, dan dengan itu sistem pengairan mereka pun dimulai. Penulis Yunani, Pliny, yang telah mengunjungi daerah ini pun memujinya.

Ketinggian bendungan Ma'rib mencapai 16 meter, dengan lebar 60 meter dan panjang 620 meter. Berdasarkan perhitungan, total wilayah yang dapat diairi bendungan ini mencapai 9.600 hektare. 

Bendungan direnovasi besar-besaran selama abad ke-5 dan ke-6 M. Namun perbaikan ini nyatanya tidak mampu mencegah keruntuhannya pada 542 M. Jebolnya bendungan ini mengakibatkan “banjir bandang Arim” yang mengakibatkan kerusakan hebat, seperti dikisahkan dalam Alquran.

Pada ayat yang disebutkan pertama, banjir besar Arim dikaitkan dengan runtuhnya bendungan di Ma'rib. Hanya ada tiga jenis pohon yang dapat bertahan dari banjir itu, yaitu sidr, asl (Tamarix), dan Khamț atau siwak (Salvatora persica).

Kota Ma'rib yang dahulu dihuni Kaum Saba' kini tinggal reruntuhan di wilayah terpencil. Tidak diragukan lagi bahwa hal ini merupakan peringatan bagi mereka yang mengulang kesalahan seperti yang dilakukan kaum Saba'.

 

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement