Kamis 20 Feb 2020 14:17 WIB

Wakaf Hingga Central Kitchen Jadi Upaya Entaskan Kelaparan

Isu pangan dan kesejahteraan masyarakat menjadi konsentrasi besar .

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Gita Amanda
Presiden Aksi Cepat Tanggap (ACT) Ibnu Khajar (kanan) bersama  Founder Makmur Royal Catering (MRC) Jhoni Kusumahadi (kiri) menandatangani kerjasama saat peluncuran central kitchen di Menara 165, Jakarta, Rabu (19/2).
Foto: Republika/Thoudy Badai
Presiden Aksi Cepat Tanggap (ACT) Ibnu Khajar (kanan) bersama Founder Makmur Royal Catering (MRC) Jhoni Kusumahadi (kiri) menandatangani kerjasama saat peluncuran central kitchen di Menara 165, Jakarta, Rabu (19/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Aksi Cepat Tanggap (ACT) Ibnu Khajar menyatakan, isu pangan dan kesejahteraan masyarakat menjadi konsentrasi besar saat ini, tak terkecuali bagi pihaknya. Oleh sebab itu, dia menyebut, kerja sama untuk memberdayakan masyarakat dari infaq dan wakaf menjadi konsentrasi utama.

“Kami meyakini zakat ada di kebutuhan yang darurat, utamanya untuk (mengentaskan) kemiskinan dan kelaparan,” ujar dia ketika ditemui Republika di Jakarta, Rabu (19/2).

Baca Juga

Sambung dia, di lokasi bencana, konflik atau prasejahtera, ada banyak kebutuhan pokok yang diperlukan bagi masyarakat sekitar. Karenanya, ada komitmen bersama untuk merealisasikan aksi sosial tersebut.

“Karena urusan ini bukan hanya bagi manusia, tapi juga urusan dan kepemilikan Allah,” kata dia.

 

Dia menambahkan, program yang akan dijalankannya bersama Global Wakaf dan Makmur Royal Catering (MRC) untuk menyelesaikan masalah tersebut, adalah dengan upaya berbagi makanan. Di mana, hal itu akan direalisasikan dengan didirikannya central kitchen.

“Kita bersyukur, semoga di lokasi bencana atau prasejahtera bisa semakin lebih baik. Semoga central kitchen bisa hadir di banyak tempat juga nantinya,” kata dia.

Ia tak menampik, kapasitas dari central kitchen garapan Chef Jhony Kusumahadi selaku founder MRC dan pihak Wakaf Corporation masih berskala terbatas. Oleh sebab itu, dia mengajak berbagai pihak untuk ikut serta memberikan dan menyisihkan sebagian kemampuannya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang membutuhkan.

“Artinya, urusan ini sudah bukan hanya urusan manusia, tetapi juga Allah SWT, karena Allah SWT ikut memiliki saham dan aset dari perusahaan ini (central kitchen)” ucapnya.

Dia menyebut, setiap relawan ACT di banyak wilayah akan diajak untuk ikut menjalankan usaha yang berbasis aksi sosial itu. Di mana pihaknya juga telah menyiapkan lebih dari seribu hektar lahan, baik itu lumbung beras atau air, termasuk ternak dan perkebunan.

“Dan itu akan menjadi lumbung besar pangan wakaf. Karena Rasulullah SAW juga pernah berpesan, Sebaik-baik sedekah adalah memberikan makanan bagi saudara kita yang membutuhkan,” ungkap dia.

Sementara itu, Chef Jhony Kusumahadi mengaku, proyek central kitchen memang baru dipikirkan pada 2018 lalu. Namun demikian, tujuannya untuk membuat bisnis yang dapat bermanfaat bagi relawan kemanusiaan dan masyarakat secara umum itu, akan sangat bermanfaat.

“Cita-citakami memiliki central kitchen yang bisa memproduksi 10 ribu porsi makanan setiap harinya untuk dikirimkan ke berbagai daerah yang membutuhkan. Semoga central kitchen ini bisa selesai pada akhir bulan ini atau awal Maret,” kata dia.

Dia mengingat, pada saat gempa Lombok pada 2018 lalu, banyak relawan yang meninggalkan pekerjaannya dan membantu korban terdampak. Oleh karenanya, prinsip saling membantu dari perusahaan berbentuk central kitchen itu dirasa akan sangat bermanfaat bagi semua pihak.

“Kita ada di salah satu lantai di Gedung 165 Jakarta ini, dan satu bangunan berukuran dua ribu meter di Ciawi, Bogor,” kata dia.

Sambung dia, ada berbagai fasilitas yang menunjang untuk memproduksi makanan siap saji itu. Dari mulai Masjid, pondok untuk binaan yatim, dhuafa dan lainnya.

Dia menegaskan, meski pembangunan central kitchen di Ciawi masih 80 persen, namun, penyelesaian akan rampung pada awal Maret mendatang.

Berdasarkan informasi, pasokan bahan makanan bagi central kitchen itu didapat dari berbagai pihak, selain dari lahan dan sumber daya yang dimiliki. Akan tetapi, ACT juga akan membantunya dengan seribu hektare lahan yang dimiliki. Di mana daerah yang sudah diaktivasi berada di Karawang, Blora, Tasikmalaya dan lainnya.

Tak hanya dikhususkan untuk central kitchen itu saja. Lahan yang dikelola oleh ACT itu diketahui juga telah disalurkan ke berbagai daerah konflik, baik itu Palestina, Rohingya, Bangladesh hingga suriah. Dengan jumlah ribuan ton.

Khusus untuk central kitchen sendiri, peluang kerjasama bagi mitra yang ingin menanamkan sahamnya dalam wakaf masih terbuka lebar. Bahkan, Makmur Bahagia Sejahtera sendiri yang menjadi induk MRC telah mewakafkan 70 persen sahamnya untuk dikelola demi manfaat umat.

Sebagai informasi, data dari Food Policy Research Institute dari 2016 hingga 2018, ada 22 juta masyarakat Indonesia yang masuk dalam konteks kelaparan. Artinya, kondisi itu tak lepas dari kondisi bangsa dan negara. Oleh sebab itu, dengan adanya para wakif termasuk upaya central kitchen ini diharapkan bisa mengurangi atau menghilangkan kesenjangan tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement