Selasa 18 Feb 2020 05:00 WIB

Masjid Fethiye, Jejak Peninggalan Ottoman di Yunani

Masjid Fethiye dilaporkan dibangun sekitar 1668-1670.

Rep: Kiki Sakinah/Imas Damayanti/ Red: Ani Nursalikah
Masjid Fethiye, Jejak Peninggalan Ottoman di Yunani. Masjid Fethiye peninggalan Ottoman Turki di Athena, Yunani.
Foto: Anadolu Agency
Masjid Fethiye, Jejak Peninggalan Ottoman di Yunani. Masjid Fethiye peninggalan Ottoman Turki di Athena, Yunani.

REPUBLIKA.CO.ID, ATHENA -- Ibu kota Yunani, Athena, memiliki jejak bersejarah dari sejumlah kejayaan di antaranya dari era Hellenistik, Romawi, Byzantium, dan Ottoman. Yunani pernah berada di bawah kekuasaan Ottoman selama hampir empat abad. Meski demikian, sejumlah sisa peninggalan periode Ottoman itu masih terlihat saat ini.

Masjid Fethiye terletak di tengah-tengah Agora Romawi dekat Tower of the Winds. Masjid ini dibangun pada paruh kedua abad ke-17, yang dilaporkan sekitar 1668-1670.

Baca Juga

Dilansir di Anadolu Agency, Senin (17/2), bagi penduduk Yunani masjid itu dikenal sebagai Masjid Staropazaros (Pasar Gandum) karena lokasinya yang dekat dengan pasar gandum (pazari) di Pasar Romawi. Dalam sebuah artikel ilmiah tentang masjid, seorang ahli Belanda tentang arsitektur Ottoman, Machiel Kiel, menulis masjid itu dilaporkan dibangun di atas reruntuhan gereja Kristen.

"Gereja Panaghiatou Staropazarou atau Gereja All Holy (Virgin Mary) dari Wheat Market-stari, di sini menjadi pelafalan sitari (gandum) dalam bahasa Yunani, dan bukan staro ('tua' di Slavic), dikatakan menjadi bangunan Byzantium," tulis Kiel.

Ia menuliskan bangunan gereja itu diubah menjadi masjid karena benturan agama Islam-Kristen. Masjid ini dibangun sesuai dengan pola arsitektur 'quatrefoil' atau 'semanggi empat daun' karena kubah pusatnya yang lebar didukung oleh empat kubah kecil dalam tata ruang salib.

Menurut informasi dari Kementerian Kebudayaan Yunani, di dalam masjid di tengah sisi timurnya ada sebuah ceruk kecil, Mihrab, yang mengarah ke arah kota suci Makkah atau kiblat. Kiel mengatakan, terdapat bingkai marmer dari pintu masuk portal dan bingkai marmer dari jendela di serambi yang ditutupi dengan prasasti Ottoman yang setengah pudar dan garis puisi. Menurut Kiel, beberapa dari mereka bertanggal.

"Mengutip kedua sistem penanggalan Hijriyah Muslim dan kalender Barat, yang tertua adalah dari 1080 (1669-70). Yang lain mengikuti waktu," ujarnya.

Tanggal-tanggal tersebut sangat menunjukkan nama bangunan itu dikaitkan dengan penaklukan terakhir Kreta oleh Ottoman. Kiel merujuk pada 1669, yang menjadi tahun di mana pasukan Venesia kehilangan pulau Yunani yang jatuh ke Ottoman setelah pengepungan yang panjang.

Setelah Yunani memperoleh kemerdekaan pada 1830, masjid tersebut secara berturut-turut digunakan sebagai penjara militer, barak, sekolah (mulai 1824) dan toko roti militer (mulai 1800-an). Kini, bekas masjid ini menjadi tempat penting, yakni sebagai monumen peninggalan Kekaisaran Ottoman.

Namun, pada 2014 hingga 2017, arkeolog Kementerian Kebudayaan Argiro Karamperidi mengatakan, Departemen Restorasi Monumen Byzantium dan Pasca-Byzantium pernah melakukan restorasi yang luas. Karenanya, masjid bersejarah itu terkadang menjadi tempat pameran arkeologi dan sejarah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement