Senin 17 Feb 2020 18:00 WIB

Tolak Rencana Soal Palestina, MUI: Keputusan Trump Arogan

MUI mengajak segenap elemen umat dan bangsa menolak kebijakan Trump.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan / Red: Nashih Nashrullah
Wakil Sekjen MUI Zaitun Rasmin mengajak segenap elemen umat dan bangsa menolak kebijakan Trump.
Foto: Darmawan / Republika
Wakil Sekjen MUI Zaitun Rasmin mengajak segenap elemen umat dan bangsa menolak kebijakan Trump.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Majelis Ulama Indonesia (MUI) menolak usulan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang disebut Kesepakatan Abad Ini. Pasalnya, dalih perdamaian di dalamnya hanya memfokuskan akuisisi Alquds oleh Amerika untuk selanjutnya diserahkan ke Israel.  

“Kami menolak itu, karena itu adalah keputusan yang sangat arogan dari orang arogan. Jadi otomatis kita tolak,” ujar Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI) bidang Hubungan Luar Negeri, Ustaz Zaitun Rasmin, saat dikonfirmasi Republika.co.id, Senin (17/2). 

Baca Juga

Menurutnya, alasan penolakan itu sudah jelas sebagai dukungan Indonesia bagi Palestina, dan agar posisi Masjid Al Aqsa tetap di pihak yang seharusnya. Ketika ditanya upaya terkait itu, pihaknya telah mengajak berbagai pihak dan elemen untuk menolak usulan tersebut.   

“Apalagi Indonesia merupakan negara dengan mayoritas Muslim dan salah satu negara yang sangat peduli terhdap Palestina serta perdamaian dunia,” tambah dia.

Dia mengatakan, upaya apapun untuk mengakuisisi Alquds, sangat tidak dibenarkan. Termasuk untuk membeli wilayah tersebut.   

Kepada Republika.co.id, dia menyatakan langkah tersebut dinilai untuk melindungi identitas Muslim dunia. Utamanya, Palestina dan umat Muslimnya. Mengutip sejarah dia menuturkan, Bayt al Maqdis atau Yerusalem juga mencakup Masjid Al Aqsa yang merupakan tempat suci umat Muslim. Sehingga menurut dia, wilayah tersebut tak bisa diakuisisi begitu saja.  

“Bahkan pada masa Umar bin Khatab wilayah itu juga memang sudah dibagi ke dalam wilayah Muslimin, meskipun nyatanya sempat dikuasai kaum lain, tapi kembali dikuasai kaum Muslimin,” ungkap dia.

Secara umum wilayah Alquds yang merupakan tanah suci tiga agama di dunia, memang kerap kali menjadi perebutan bangsa-bangsa besar. Bahkan, tanah kelahiran para nabi itu juga memiliki kedudukan yang sangat istimewa di dalam Islam. Tak jarang, banyak yang menyebutnya sebagai tempat suci ketiga umat Muslim setelah Makkah dan Madinah. 

Namun demikian, pergolakan di wilayah itu masih berlangsung hingga kini. Terutama, setelah Trump pada akhir bulan lalu mengajukan proposal Bersama Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. Di mana di dalamnya memuat untuk membeli Alquds.

  

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement