REPUBLIKA.CO.ID,BALANGAN - Dampak banjir yang menerjang Kabupaten Balangan pada pekan lalu masih dirasakan warga. Aktivitas warga belum sepenuhnya kondusif. Mereka turut mengeluh karena tubuh terasa gatal-gatal dan munculnya penyakit lainnya akibat banjir.
Rangkaian pemberian bantuan tanggap darurat untuk warga terdampak banjir Balangan senantiasa diikhtiarkan. Senin (10/2), Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) - ACT Kalimantan Selatan memberikan logistik dan pelayanan kesehatan gratis untuk warga di Desa Matang Hanau, Kabupaten Balangan, yang mengungsi di posko pengungsian.
“Kami melakukan pelayanan kesehatan dan hasilnya warga banyak mengalami sakit perut, sakit kepala, dan gatal-gatal,” kata Riadi dari tim MRI-ACT Kalimantan Selatan seperti dikutip laman resmi ACT.
Pemberian bantuan logistik dan layanan kesehatan juga menjangkau Desa Pimping Kecamatan Lampihong. Di sana, sejumlah rumah warga di tiga RT terendam air setinggi pinggang hingga leher orang dewasa.
“Ada 1 SD dan 1 TK yang diliburkan mulai dari Kamis (6/2) sampai sekarang karena air belum surut. Tak hanya itu, keadaannya pun sangat parah, di mana kursi dan meja berhamburan. Buku-buku pelajaran juga terendam air,” imbuh Riadi.
Tak hanya itu, menurut warga, akses untuk keluar desa tidak bisa lagi dilewati oleh kendaraan roda dua kecuali pakai sampan kecil. Jika jalan kaki keluar, warga harus menempuh perjalanan 3 kilometer dengan ketinggian air sepinggang, bahkan ada yang seleher orang dewasa.
“Karena sulitnya akses dan keluar masuk desa ini, warga juga jadi sulit mendapatkan bahan pangan atau makanan siap santap. Pasokan pangan mereka mulai menipis dan mereka sangat membutuhkan pangan,” kata Riadi.
Sebelumnya banjir melanda sebagian wilayah Kalimantan Selatan sejak Rabu (5/2) lalu. Kabupaten Tabalong menjadi wilayah terdampak paling parah akibat air Sungai Tabalong meluap. "Ketinggian air dari 40 sampai 150 sentimeter"kata Fuad Amin dari tim Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) - ACT Kalimantan Selatan.
Hingga Ahad lalu, banjir meluas ke Kabupaten Balangan dan Hulu Sungai Utara. Hal ini menyebabkan jumlah warga terdampak banjir terus bertambah. "Di Tabalong kemarin mencapai 500 kepala keluarga terdampak, sedangkan di Balangan ada sekitar 200 kepala keluarga," ujar Muhammad Riadi dari Tim Program ACT Kalsel.