REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengaruh Alquran terhadap jiwa manusia tak bisa disangkal, baik secara maknawi hingga kata-kata yang termaktub di dalamnya. Pengaruh Alquran terhadap jiwa manusia ini salah satunya ditunjukkan Allah melalui kisah Utbah bin Rabi’ah.
Dalam buku Mukjizat Alquran karya Prof Quraish Shihab disebutkan, Utbah bin Rabi’ah yang diutus oleh kaum Musyrikin Makkah ketika menghadap Nabi Muhammad SAW.
Setibanya di hadapan Nabi, beliau pun membacakan beberapa ayat dari Surah Hamim, As-Sajdah.
Mendengar itu, Utbah kembali ke kaumnya dan dari kejauhan yang melihat Utbah pun berkata: “Aqbala Abu al-Walidi bighairil-wajhi alladzi dzahaba bihi,”. Yang artinya: “Wahai Al-Walid (Utbah) datang dengan wajah yang berbeda dengan wajahnya ketika berangkat."
Rupanya, ayat-ayat yang didengarnya berbekas ke dalam jiwa Utbah sehingga keadaannya pun berubah. Menurut penjelasan di buku ini, guncangan jiwa yang dialami oleh boleh jadi karena wibawa Rasulullah SAW yang menjadikannya kecut dan kembali dengan wajah berbeda.
Akan tetapi, jawaban tersebut tidak memuaskan apalagi kalau dikaitan dengan riwayat lain yang menyangkut Al-Walid bin al-Mughirah. Yang mana meski dia mengakui keunggulan Alquran setelah mendengarnya saat Rasulullah membacanya. Namun demikian, tak seperti Sayyidina Umar yang langsung memeluk Islam, Utbah atau Abu Walid ini tetap enggan memeluk Islam.
Namun yang patut dicatat dari kisah-kisah ini adalah bagaimana Alquran sangat memberikan pengaruh pada psikologis manusia. Beberapa ulama bahkan menjadikan kasus-kasus tersebut sebagai bukti bahwa adanya pengaruh psikologis bagi pendengar dan pembaca ayat-ayat Alquran.