REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kabupaten Natuna menjadi wilayah observasi dan karantina WNI yang dievakuasi dari China terkait virus Corona baru. Sebanyak 238 WNI menjalani observasi selama 14 hari.
Penolakan pun sempat muncul dari masyarakat yang khawatir virus Corona menyebar di wilayah mereka, meski pemerintah telah memastikan WNI yang dikarantina di Natuna dinyatakan sehat.
Situasi tersebut membuat masyarakat Natuna ikut mengantisipasi penyebaran virus dengan menggunakan masker dalam kegiatan sehari-hari. Kesediaan masker sempat menjadi barang langka di Natuna.
Merespons hal tersebut, Aksi Cepat Tanggap (ACT) Kepulauan Riau berkoordinasi dengan Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Kabupaten Natuna membagikan masker di wilayah Natuna. Sebanyak 500 masker beserta suplemen untuk daya tahan tubuh dibagikan pekan lalu.
Sebelas orang relawan MRI Natuna membagikan 500 masker untuk masyarakat yang lalu lalang di jalan Lingkar Pulau Natuna. Tepatnya di depan Kompleks Masjid Agung Natuna, Kecamatan Bunguran Timur.
“Ini menjadi respons kita atas keresahan masyarakat Natuna,” ucap Penanggung Jawab Program ACT Kepulauan Riau, Khairul Hafizh, dikutip di situs resmi ACT, Kamis (13/2).
Masker yang dibagikan disebut dibawa dari Batam menuju Natuna. Khairul mengatakan, masker di Natuna saat ini cukup langka dan mahal. Selain mengantisipasi penyebaran virus Corona di Natuna, ACT juga dalam proses mengirimkan masker ke Hong Kong.
Hingga kini tercatat 1.115 orang meninggal dunia dan total kasus lebih dari 42.000 terinfeksi virus Corona. Bahkan, menurut laporan pertengahan Januari lalu, setidaknya ada lebih dari 500 staf rumah sakit di Wuhan yang terdampak.
Vaksin untuk virus tersebut disebut belum ditemukan. Atas masifnya dampak penyebaran virus Corona, organisasi kesehatan dunia (WHO) menetapkan status darurat virus Corona sejak tanggal 30 Januari lalu.