REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (Wantim MUI), Prof Din Syamsuddin menegaskan bahwa hubungan agama dengan Pancasila sudah selesai. Pancasila akan rusak tanpa agama, karena sumber Pancasila dari agama dan budaya bangsa.
Din mengatakan, hubungan agama dan Pancasila jangan diungkit-ungkit apalagi dalam nada yang keliru. Dia juga menyampaikan, sebanyak 450 tokoh dan pemuka agama-agama di Indonesia pada 2018 telah memutuskan sikap dan pandangan tentang NKRI yang berdasarkan Pancasila.
"Pemuka agama di Indonesia meneguhkan kesepakatan para pendiri bangsa bahwa negara NKRI yang berlandaskan Pancasila adalah bentuk terbaik dan final bagi Indonesia karenanya harus dipertahankan keutuhannya," kata Din kepada Republika di Gedung MUI, Rabu (12/2).
Ia menyampaikan, pemuka agama-agama di Indonesia meyakini bahwa Pancasila yang menjadi dasar NKRI merupakan kenyataan historis, sosiologis, antropologis dan pengakuan teologis serta kristalisasi nilai-nilai agama. Jadi para tokoh agama memandang dekat sekali hubungan agama dengan Pancasila.
Din berpendapat, Pancasila tidak boleh meninggalkan agama karena bersumber dari agama dan budaya bangsa. Pancasila akan tegak dengan agama, tanpa agama maka Pancasila akan rusak. "Dengan agama, Pancasila akan kuat, tanpa agama saya tidak tahu Pancasila akan menjadi apa," ujarnya.
Ia menambahkan, wawasan agama yang wasathiyah atau jalan tengah harus dikembangkan. Wawasan agama yang wasathiyah ini juga menjadi tanggung jawab pemerintah untuk dikembangkan. Supaya agama dan Pancasila dapat menjadi bagian dari kesadaran kebangsaan.