REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banjir besar dalam riwayat Nabi Nuh ini tentu bukanlah banjir biasa. Alquran menyatakan gelombang banjir besar itu menggunung dan mampu mengangkat bahtera itu sampai ke puncak Gunung Judi yang tingginya sekitar 2000 meter di atas permukaan laut seperti diabadikan dalam Surat Hud ayat 42.
"Dan kapal itu berlayar membawa mereka ke dalam gelombang laksana gunung-gunung."
Pertanyaannya dengan bahtera sebesar itu, dari mana air banjir besar itu berasal? Asal air banjir besar Nabi Nuh dapat dicermati dalam dua firman Allah di dalam surat Hud ayat 40 "Hingga apabila perintah Kami datang dan dapur telah memancarkan air"
Dalam surat Qamar ayat 11-12, "Lalu Kami bukakan pintu pintu langit dengan menurunkan air yang tercurah, dan Kami jadikan bumi menyemburkan mata-mata air maka bertemulah air-air itu sehingga meluap menimbulkan keadaan bencana yang telah ditetapkan."
Gabungan dua ayat di atas ini menjelaskan bahwa air bah itu berasal dari langit yaitu hujan yang sangat lebat dan deras maupun memancar dari bumi. Pada surat Al Qamar ayat 12 disebutkan bahwa air itu berasal dari pintu-pintu langit yang dibuka oleh Allah.
Setelah membicarakan besarnya bahtera Nabi Nuh Dan asal air banjir maka siapakah penumpang bahtera Nabi Nuh? Surat Hud ayat 40 merupakan jawabannya. Allah berfirman.
"Sehingga apabila perintah Kami datang dan tanur telah memancarkan air
Kami berfirman. Buatkanlah ke dalamnya kapal itu dari masing-masing hewan dan sepasang jantan dan betina, dan juga keluargamu kecuali orang yang telah terkena ketetapan terdahulu dan buatkanlah pula orang yang beriman ternyata orang-orang beriman yang bersama denganmu hanya sedikit."