REPUBLIKA.CO.ID, ABUJA -- Asosiasi budaya dan politik dari pemimpn di Nigeria Utara, Forum Konsultasi Arewa (ACF) menyatakan bahwa tidak ada Muslim sejati yang akan menodai Islam dengan membunuh atas nama Tuhan. Sekretaris Jenderal ACF, Anthony Sani, mengungkapkan itu menanggapi pernyataan Presiden Muhammadu Buhari baru-baru ini bahwa 90 persen korban Boko Haram adalah Muslim dan bukan Kristen.
Dalam pembicaraan ekslusif dengan Daily Post, Sani mengatakan Boko Haram adalah musuh bersama Nigeria dan harus diatasi demi kebaikan negara. Namun demikian, ia mengatakan dirinya tidak memiliki angka pasti tentang jumlah orang Nigeria yang terbunuh oleh pemberontakan atas nama agama.
Namun, fakta yang diketahui sebagian besar anggota Boko Haram tidak hanya Muslim, tetapi juga orang-orang dari Timur Laut. "Sama dengan korban mereka yang kebanyakan adalah Muslim dan dari Timur Laut. Tapi saya tidak bisa tahu proporsi pastinya," kata Sani, dilansir di Daily Post Nigeria, Senin (10/2).
Sani lantas menguatkan klaim Buhari, yang menekankan Boko Haram mengejar yang disebutnya 'hal-hal duniawi seperti kekuatan politik'. Juru tulis ACF ini mencatat, bahwa kelompok teroris menggunakan agama untuk alasan strategis.
Sani mengatakan bahwa sekte-sekte itu tidak hanya menargetkan orang Kristen, tetapi juga Muslim yang mereka anggap tidak mau mematuhi versi Islam mereka. Ia menyebut Boko Haram tidak mengejar jihad apa pun, tetapi mencari hal-hal duniawi seperti kekuatan politik. Menurutnya, upaya Boko Haram lebih karena alasan strategis.
"Itulah sebabnya Presiden Obama pernah membuat perbedaan yang jelas antara Islam dan terorisme Islam yang menodai Islam. Tidak ada Muslim sejati yang dapat menodai Islam dengan membunuh orang demi Tuhan yang tidak membutuhkan siapa pun untuk membunuh demi Dia," katanya.
"Saya ingin percaya Boko Haram adalah musuh bersama bagi semua orang Nigeria yang harus bersatu dan melepaskan potensi sinergis mereka melawan tantangan kolektif untuk kebaikan semua orang Nigeria, terlepas dari akidah dan suku bangsa," katanya.