Jumat 07 Feb 2020 23:55 WIB

Ketika Zikir Jadi Batas Perumpaaan Orang Hidup dan Mati

Rasulullah SAW memberikan perumpaaan zikir dengan orang hidup dan mati.

Rasulullah SAW memberikan perumpaaan zikir dengan orang hidup dan mati. Zikir bersama (ilustrasi).
Foto: Republika/Yasin Habibi
Rasulullah SAW memberikan perumpaaan zikir dengan orang hidup dan mati. Zikir bersama (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, Syarat agar kita termasuk orang yang beruntung adalah senantiasa zikir (mengingat) Allah. Zikir kepada Allah bermakna menyadari bahwa diri kita bersumber dari Sang Khalik yang senantiasa melihat dan mengawasi kita. Berzikir berarti menghubungkan diri dengan sumber kehidupan yang sebenarnya.

Wahai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat pada hari Jumat, maka bersegeralah kalian kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagi kalian jika kalian mengetahui. Apabila telah ditunaikan shalat, bertebaranlah kalian di muka bumi dan carilah karunia Allah. Berzikirlah sebanyak-banyaknya kepada Allah supaya kamu beruntung. (QS al Jumuah [62]:9-10).

Baca Juga

Orang-orang yang tidak berzikir berarti mereka telah memutuskan hubungan antara mereka dengan Allah. Rasulullah bersabda, "Perumpamaan orang yang berzikir dengan orang yang tidak berzikir seperti orang hidup dengan orang mati."

Zikir berarti penyerahan diri kepada Allah. Tidak ada nilai yang lebih berharga dari usaha menghadirkan Allah dalam hati, bersujud karena keagungan-Nya dan tunduk kepada semua perintah-Nya. Zikir berarti cinta kepada Allah. Tidak ada tingkatan yang lebih tinggi di atas kecintaan kepada Allah.

Zikir yang paling rendah adalah zikir lisan seperti mengucap tasbih, tahmid, tahlil, dan menyebut nama Allah. Satu tingkat di atas zikir lisan adalah zikir hati yaitu hadirnya pemikiran tentang Allah dalam kalbu. Zikir yang paling utama dan tertinggi adalah zikir amal berarti seorang Muslim tegak berdiri sebagai pemelihara nilai-nilai kebenaran dan kebaikan.

Zikir lisan dan hati bersifat individual dan tidak memberikan dampak kecuali kepada diri pelaku sendiri. Dengan zikir lisan dan hati seseorang akan tenang dan tenteram, karena keyakinan bahwa Allah akan selalu menjaga dan memberi petunjuk. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam hadis qudsi, "Aku akan bersama orang yang selalu berzikir kepada-Ku."

Zikir amal berdampak keluar, mendorong diri untuk menjalankan perintah Allah dan menyebarkan pengaruh baik pada kehidupan di muka bumi. Zikir amaliah berarti seseorang berupaya dengan sungguh-sungguh untuk memanfaatkan hidupnya yang singkat dengan amal saleh. 

Dengan zikir amal seseorang akan memperoleh kebahagiaan tidak hanya untuk dirinya sendiri tetapi juga akan memancarkannya ke orang lain. Seluruh umat manusia juga akan ikut menikmatinya. Barangkali itulah yang disebut sebagai orang yang beruntung. Tidakkah kita ingin menjadi orang yang beruntung? Berzikirlah banyak-banyak!

 

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement