Jumat 07 Feb 2020 20:43 WIB

ACT Salurkan Beras untuk 10 Ribu Keluarga Prasejahtera

Penyaluran beras gratis oleh ACT untuk memenuhi pangan keluarga prasejahtera.

ACT Salurkan Beras untuk 10 Ribu Keluarga Prasejahtera. Aksi Cepat Tanggap Soft Launching Program Sahabat Keluarga Prasejahtera. Program ini membagikan beras waqaf dan dan air minu waqaf kepada keluarga pra sejahtera, Jumat (7/2).
Foto: Republika/Ali Yusuf
ACT Salurkan Beras untuk 10 Ribu Keluarga Prasejahtera. Aksi Cepat Tanggap Soft Launching Program Sahabat Keluarga Prasejahtera. Program ini membagikan beras waqaf dan dan air minu waqaf kepada keluarga pra sejahtera, Jumat (7/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) mendistribusikan pangan untuk 10 ribu keluarga prasejahtera Indonesia melalui pemberian layanan beras dan air gratis. ACT menjangkau masyarakat luas tersebut melalui peluncuran awal program Sahabat Keluarga Prasejahtera Indonesia (SKPI), Jumat (7/2).

Ketua Dewan Pembina Aksi Cepat Tanggap (ACT), Ahyudin, dalam keterangan tertulisnya menyampaikan masalah kemanusiaan yang selama ini menjadi pekerjaan rumah ACT, bukanlah hanya masalah bencana alam. Namun, ada begitu banyak kesengsaraan, kemiskinan, dan lain sebagainya yang kemudian menjadi dasar lahirnya berbagai program unggulan salah satunya program SKPI.

Baca Juga

“Kami ACT tidak hanya membersamai korban bencana alam, namun juga berbagai kesengsaraan. Ada berbagai fenomena, dimana banyak saudara kita yang harus jadi pengungsi. Belum lagi saudara kita di negara-negara konflik, banyak yang masih dijajah. Ini yang kami sebut tragedi kemanusiaan. Ada lagi bencana lainnya yang perlu selalu kita ingat yaitu kemiskinan," kata dia.

Ahyudin menambahkan negeri ini tidak hanya darurat bencana alam, tetapi juga darurat kemiskinan. "Namun, kita harus melihatnya dengan sikap optimistis. Kemiskinan merupakan lahan kebaikan untuk kita semakin peduli sesama," katanya.

SKPI merupakan program pemberian beras gratis kepada keluarga prasejahtera guna memenuhi kebutuhan dan mencegah ketimpangan pangan di Indonesia. Beras yang diberikan ke berbagai keluarga prasejahtera di Indonesia berasal dari Lumbung Beras Wakaf dan didistribusikan menggunakan Humanity Rice Truck.

Sebelum peluncurannya, program Sahabat Keluarga Prasejahtera Indonesia telah menjangkau 42 desa di Bandung, Tasikmalaya, Yogyakarta, Blora, dan Malang pada akhir 2019. Puluhan ton beras telah diterima 42 ribu penerima manfaat.

ACT telah menangani permasalahan kemiskinan, sama spiritnya ketika lembaga ini menangani bencana alam dan konflik peperangan. "Insya Allah target kami bisa mendirikan 100 Lumbung Beras Wakaf yang bisa mempekerjakan lebih dari 5.000 orang," katanya.

ACT juga ingin meluaskan maslahat wakaf lumbung pangan dan air yang didanai masyarakat sehingga lebih produktif. Untuk saat ini, ACT fokus pada kebutuhan pangan.

Ahyudin berharap 10 ribu KK prasejahtera di Jakarta akan segera menerima beras dan air wakaf. "Setiap bulan kami juga akan mengirimkan lima kilogram beras wakaf untuk setiap keluarga prasejahtera yang terdaftar, mudah-mudahan ke depannya bisa menjadi 10 kilogram," ujar Ahyudin.

Direktur ACT, Sri Eddy Kuncoro, menambahkan kebutuhan dan ketahanan pangan adalah hal yang sangat penting hingga dapat mempengaruhi ideologi atau kedaulatan suatu bangsa. "Ketika pangan tidak dapat tercapai itu menjadi tantangan besar suatu bangsa. Tantangan bangsa ini, adalah untuk terus memenuhi atau bahkan swasembada pangan," katanya.

Berdasarkan data, jumlah penduduk miskin di Indonesia adalah sebesar 25,14 juta jiwa. Di sisi lain berdasarkan data pula, fluktuasi kenaikan harga pangan, akan menaikkan 26 persen angka kemiskinan. Berdasarkan itulah, ACT menyediakan program Sahabat Keluarga Prasejahtera Indonesia.

"Kami berharap keluarga prasejahtera di Indonesia dapat terpenuhi kebutuhan pangannya. Melalui program ini, kami juga terus mendampingi para penerima manfaat untuk berdaya dan berdaulat. Kami mengelola data penerima manfaat dan program yang berjalan ini tersistematis melalui sistem IT," ujar Eddy.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2019, angka kemiskinan di Indonesia adalah sebanyak 25,14 juta jiwa atau sebesar 9,41 persen dari jumlah penduduk Indonesia. Di sisi lain, beras merupakan makanan pokok mayoritas masyarakat, namun masih banyak yang tidak mempunyai kemampuan mengkonsumsi karena kemiskinan. Kondisi ini akan semakin parah jika penerima manfaat adalah mereka yang berpredikat penyintas bencana. Sehingga, program SKPI hadir langsung ke lokasi penerima manfaat, sebagai salah satu ikhtiar memuliakan mereka secara maksimal.

“Pola pembagiannya ada dua: biasanya kami bagikan di masjid-masjid atau tempat yang representatif untuk menjadi tempat pembagian bantuan. Selain itu, kami juga biasa melakukannya di Waqf Distribution Center milik kami. Selain pembagian pangan, kami juga menyediakan berbagai kebutuhan lainnya di sana. Tentunya, dalam penyelenggaraan program ini kami juga berkoordinasi dengan pemerintah setempat, seperti ketua RT atau RW untuk mengumpulkan data-data penerima manfaat secara detail," ujar Sri Eddy.

ACT akan road show di 480 titik lokasi, mendistribusikan 4.800 ton beras kepada 480 ribu penerima manfaat dengan menggunakan armada kemanusiaan dan ATM beras berbasis digital. ACT mengajak seluruh masyarakat mendukung program Sahabat Keluarga Prasejahtera Indonesia melalui www.indonesiadermawan.id/BerasPrasejahtera.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement