Selasa 04 Feb 2020 19:18 WIB

Hubungan Antara Syekh Al-Ghazali dan Yusuf Al-Qaradhawi

Syekh al-Ghazali dan Syekh Yusuf al-Qaradhawi mempunyai hubungan murid-guru.

Syekh Yusuf al-Qaradhawi mempunyai hubungan sebagai murid dengan Syekh al-Ghazali.
Syekh Yusuf al-Qaradhawi mempunyai hubungan sebagai murid dengan Syekh al-Ghazali.

REPUBLIKA.CO.ID, Syekh  Mohammad al-Ghazali as-Saqqa adalah tokoh ulama inspiratif dari Mesir. Intelektual yang berkaliber besar. Pemikirannya dan cakrawalanya luas. Ini setidaknya tergambar dari tak kurang 60 buah buku yang pernah ia tulis dan telah dialihbahasakan ke berbagai bahasa.  Adib ad-Dakwah, propaganda dakwah yang sastrais, begitu ia mendapat julukan dari publik.  

Dalam beberapa tahun, ia secara luas diakui sebagai salah satu pemikir Islam kontemporer yang paling berpengaruh. Ia juga seorang tokoh Islam yang secara kuat melawan ekstrimisme di dunia Islam. 

Baca Juga

Herry Mohammad dkk dalam Tokoh-Tokoh Islam yang Berpengaruh Abad 20, menjelaskan Syekh al-Ghazali memiliki kepribadian dan karakter yang kuat. Ia dikenal tempramental. 

Kemarahannya cepat meluap seperti ombak lautan yang menghanyutkan atau seperti letusan gunung berapi yang meluluhlantahkan. Hal ini dikarenakan kebenciannya yang sangat pada kedzaliman dan kehinaan, baik pada dirinya atau orang lain. 

Ia juga tidak suka berlaku zalim atau dizalimi, anti merendahkan kehormatan siapapun dan direndahkan siapapun serta tidak menyukai penyimpangan terutama bila berkedok agama. Ia akan memerangi itu semua seceara terang-terangan.

Meskipun ia mudah marah, kemarahannya sangatlah mudah untuk reda. Ia mudah kembali kepada kebenaran, apabila telah mendapatkan kejelasan. Tidak peduli meski kekeliruannya telah dipublikasikan. Inilah keberanian yang tidak dimiliki, kecuali oleh sebagian kecil manuasia. Ia pemberani saat menyerang hal-hal yang diyakininya keliru dan pemberani saat mengakui kekeliruannya.

Syekh Muhammad Al-Ghazali pernah berkata di depan publik, ‘Bertanyalah kepada Yusuf al-Qaradhawi, karena ia lebih utama dari ku. Dulu ia muridku tapi sekrang akulah muridnya’. Sikap seperti ini tidak dimiliki kecuali oleh orang-orang yang benar-benar tulus. 

 

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement