Selasa 04 Feb 2020 18:07 WIB

Peran Sentral Masjid dalam Geliat Islam di Afghanistan

Masjid memegang peran sentral dalam Islamisasi Afghanistan.

 Sejumlah anak tengah membaca kitab suci Alquran di sebuah masjid di kota Herat, Afghanistan.  (EPA/Jalil Rezayee)
Sejumlah anak tengah membaca kitab suci Alquran di sebuah masjid di kota Herat, Afghanistan. (EPA/Jalil Rezayee)

REPUBLIKA.CO.ID, Afghanistan (Da Afghanestan Jamhawriyat, Republik Afghanistan) merupakan negara republik di Asia Tengah yang berbatasan dengan Turkmenistan, Uzbekistan dan Tajikistan di utara, Cina di timur laut, Pakistan di timur, dan selatan, serta Iran di barat. 

Dalam Ensiklopedi Islam dijelaskan penduduk Afganistan sebagian besar adalah campuran dari berbagai bangsa pendatang seperti Persia, Arab, Turki, Mongolia, dan Asia lain. 

Baca Juga

Terdapat 20 etnis dengan bahasa dan kebudayaan yang berbeda, tetapi dipersatukan bahasa resmi Pushtun (Pathan) dan Dari (Persia). Kelompok Etnis terbesar adalah Pushtun dan Tadzik. Gabungan keduanya sekitar 70 persen dari seluruh penduduk

Hampir seluruh penduduk Afghanistan (99,8 persen)  menganut agama Islam, dan hampir seluruhnya Suni. Islam sangat berpengaruh dalam segala aspek kehidupan mereka karena Islam adalah agama resmi negara. Dan bila ini terusik, maka rakyat akan gusar, terlihat dalam perjuangan panjang Mujahidin (gerilyawan Muslim) untuk menentang pemerintah yang prokomunis.

Potret lain yang menggambarkan kuatnya Islam di negara yang beribukotakan Kabul ini antaralah peran sentral masjid. 

Masjid bukan hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai tempat tinggal untuk para tamu, tempat pertemuan, tempat perayaan keagamaan serta sekolah. 

Hampir setiap warga Afghanistan pernah belajar di masjid pada masa mudanya. Bagi banyak orang bersekoah di masjid  adalah satu-satunya pendidikan formal yang mereka terima.

Mullah (ulama) yang memimpin di masjid biasanya ditunjuk oleh pemerintah setelah berkonsultasi dengan komunitas mereka. 

Mullah digaji pemerintah. Walaupun menerima bantuan dana dari pemerintah, namun kehidupan mullah juga sangat bergantung  dari sumbangan masyarakat termasuk tempat tinggal dan sebagian dari hasil panen. 

Para mullah sudah pasti harus memiliki ilmu di bidang Alquran, hadis, dan syariah. Mullah juga bertanggung jawab memberikan materi di kelas pendidikan agama yang diselenggarakan masjid-masjid, tempat anak-anak belajar nilai-nilai moral dan praktik ritual yang benar. Peran mereka memiliki aspek sosial tambahan untuk memimpin beberapa ritual seperti kelahiran, perkawinan, dan kematian.

 

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement