Sabtu 01 Feb 2020 14:20 WIB

Wapres: Alhamdulillah NU Besar

Wapres ingatkan agar warga NU terus mengemban amanah.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Muhammad Hafil
Wapres: Alhamdulillah NU Besar. Foto: Wakil Presiden Maruf Amin
Foto: Republika/Fauziah Mursid
Wapres: Alhamdulillah NU Besar. Foto: Wakil Presiden Maruf Amin

REPUBLIKA.CO.ID,

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Wakil Presiden Ma'ruf Amin bersyukur kiprah Nahdlatul Ulama (NU) masih berlangsung hingga di usianya 94 tahun pada tahun ini. Sebab  menurut Ma'ruf, tidak mudah sebuah organisasi bisa terus ada dan konsisten dalam mengemban tugas sejak awal didirikan.

Baca Juga

Ma'ruf menilai, NU telah menunjukkan sebagai organisasi yang berumur panjang dan tetap besar. "Banyak organisasi umurnya tidak panjang, cuma bentar wabillahi taufiq wal hidayah, ada juga yang lama tapi tidak besar, banyak organisasi yang terkena stunting, artinya kerdil terus, tapi NU alhamdulilah besar," ujar Ma'ruf saat pidato di acara Launching KOIN Muktamar dalam Momentum Hari Lahir ke-94 Nahdlatul Ulama di halaman Gedung PBNU, Jakarta, Jumat (31/1).

Ma'ruf juga menilai, NU mampu berkiprah di tengah banyak tantangan-tantangan perkembangan zaman. Ia menilai, tidak mudah bagi organisasi bisa melalui hal tersebut.

"Hari ini juga alhamdulillah NU utuh, tidak banyak organisasi umurnya panjang, tidak besar tapi dilanda konflik tidak berhenti-berhenti, saya kira ini suatu kesyukuran dan NU terus berkiprah dalam mengawal agama," ujar Ma'ruf.

Ma'ruf pun mengingatkan agar warga Nahdliyin terus mengemban amanah dalam mengawal ahlussunah Waljama'ah. Menurutnya, di era saat ini, tantangan untuk mengembangkan paham ahlussunnah waljama'ag semakin berat dengan makin berkembangnya berbagai paham.

"Semakin hari semakin berat karena berbagai  macem macem paham berkembang, oleh karena itu mengawal ahlussunah waljama'ah pada masa sekarang menjadi sangat penting," kata Ma'ruf.

Karena itu, Ma'ruf meminta agar warga NU terus merumuskan cara berpikir yang moderat dan dinamis. Moderat kata Ma'ruf, tidak liberal tetapi juga tidak teksual. Sedangkan, dinamis juga tidak konservatif.

"Jadi karakteristik cara berpikirnya, tapi juga tidak liberal, ada motodelogi-metodologi yang ada, cara berpikir ini yang justru semakin penting untuk dikembangkan karena sebanyak sekarang cara berpikir tekstual" ujarnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement