REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --- Organisasi Nahdlatul Ulama (NU) memperingati hari lahirnya (harlah) yang ke-94 tahun tepat pada Jumat (31/1). Kemandirian ekonomi pun menjadi tema yang diangkat memperingati harlah NU.
Wakil Sekjen PBNU, Imam Pituduh menjelaskan kemandirian ekonomi dapat terjadi bila warga NU sudah bisa mapan dalam ekonomi. Ini mengingat umat Islam di Indonesia mayoritas adalah warga Nahdliyyin. Kendati demikian masih banyak warga Nahdliyyin hingga kini belum sejahtera dan terlepas dari jerat kemiskinan.
"Kemandirian itu baru bisa terjadi kalau warga NU sudah menjadi orang kaya semuanya. Dan organisasinya jadi kaya. Jadi NU sebagai organisasi menjadi pelayan bagi warganya untuk mencapai tingkat kemakmuran yang luar biasa. NU menjadi kanal bagi warganya untuk mengapresiasikan apa yang menjadi karya, kesempatannya dengan diubah menjadi kesempatan yang luar biasa," tutur Imam disela-sela menghadiri ground breaking gedung PBNU pada Jumat (31//1).
Imam menjelaskan ke depannya NU harus bisa meningkatkan kualitas pendidikan waga Nahdliyyin hingga membuka akses pendanaan agar warga Nahdliyyin bisa dengan mudah dalam mengembangkan bisnisnya. Menurut Imam, terlebih duku NU kedepannya harus fokus dalam mengatasi ketimpangan ekonomi yang sangat jauh yang terjadi di warga NU.
Untuk mengatasi masalah ketimpangan di internal yakni warga Nahdliyyin, menurut Imam, NU terus menguatkan warga NU yang bergelut disektor UMKM. Namun demikian, Imam berharap hal ini memperoleh dukungan dari pemerintah mulai dari permodalan hingga kemudahan regulasi.
"Kita cuma butuh afirmasi, rekognisi, proteksi, suport strategis kemitraan yang difasilitasi negara. Akses kemana saja terbuka, regulasi diatur jangan sampai menghambat kreativitas dan inovasi warga Nahdliyyin," katanya.